Siap Tampil di Swarna Songket Nusantara 2025

Wali Kota Palembang, Drs. Ratu Dewa, M.Si, dan sang istri sekaligus Ketua TP PKK Kota Palembang, Dewi Sastrani Ratu Dewa. Foto: Erika Palpos--
PALEMBANG - Panggung Swarna Songket Nusantara 2025 di Benteng Kuto Besak (BKB) akan menjadi ajang istimewa bagi Wali Kota Palembang, Drs. Ratu Dewa, M.Si, dan sang istri sekaligus Ketua TP PKK Kota Palembang, Dewi Sastrani Ratu Dewa.
Keduanya dijadwalkan tampil memeragakan kain songket motif Bunga Tanjung hasil tenun tangan UMKM lokal, Jumat, 1 Agustus 2025 di Benteng Kuto Besak (BKB).
Dewi Sastrani menjelaskan bahwa mereka akan tampil senada dalam balutan songket motif khas Palembang.
"Saya akan mengenakan atasan dan bawahan motif Bunga Tanjung, sedangkan Pak Wali hanya mengenakan bagian bawahan motif santai. Tapi semuanya dari UMKM Palembang," ungkapnya dengan bangga.
BACA JUGA:Gelar Pelatihan Menjahit bagi Ibu Rumah Tangga
BACA JUGA:Hentikan Lalulintas Kapal di Sungai Musi
Ratu Dewa menambahkan, penampilannya bukan untuk gaya, tapi sebagai bentuk dukungan penuh terhadap pelestarian warisan budaya Palembang.
“Bukan soal menjadi model, tapi soal memperkenalkan kekayaan kain tradisional kita. Semoga songket Palembang bisa dikenal, tidak hanya secara lokal, tapi sampai ke tingkat nasional dan bahkan internasional,” harapnya.
Gladi resik kegiatan telah digelar Kamis (31/7), dengan dihadiri para tokoh penting, termasuk istri Mendagri, Febrita Lustia Herman Deru, serta para kepala daerah dari 18 kabupaten/kota se-Sumatera Selatan.
Tidak hanya ajang budaya, Swarna Songket Nusantara juga menjadi magnet pariwisata baru.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Palembang, Sulaiman Amin, menyebut acara ini mampu meningkatkan daya tarik wisata kota.
BACA JUGA:Festival Perahu Bidar, Wako Minta Tertibkan Alur Sungai
BACA JUGA:Tekankan Perlindungan Stabilitas Harga Terjaga
“Event nasional seperti ini memberi dampak luar biasa. Meningkatkan kunjungan wisatawan, mendongkrak ekonomi pelaku UMKM, hingga menaikkan PAD. Palembang punya potensi besar—akses lengkap darat, laut, dan udara. Tapi tanpa event, budaya kita bisa luput dari sorotan,” jelasnya.