Kue Pare: Cita Rasa Unik dari Pare yang Kini Jadi Primadona Kuliner Tradisional

Reporter: Yuli |

Editor: Dahlia |

Senin , 28 Jul 2025 - 07:00

Kue tradisional dengan bentuk unik menyerupai pare isi kelapa manisnya bikin nagih-foto:Istimewa-

KULINER,KORANPALPOS.COM – Indonesia kaya akan ragam kuliner tradisional, salah satunya adalah kue pare, kudapan khas yang belakangan ini mulai kembali naik daun.

Meski namanya mengingatkan pada sayuran pahit, kue pare bukan terbuat dari pare sayuran, melainkan dinamai demikian karena bentuknya menyerupai buah pare.

Teksturnya lembut, manis, dan memiliki tampilan yang khas dengan warna hijau dan bentuk memanjang berlekuk, menjadikannya mudah dikenali di antara jajanan pasar lainnya.

Kue ini berasal dari daerah Palembang, Sumatera Selatan, dan kerap menjadi sajian dalam berbagai acara adat dan kenduri.

Kini, kue pare juga mulai merambah pasar modern dan menjadi salah satu pilihan oleh-oleh khas Palembang yang digemari wisatawan.

Kue pare dibuat dari campuran tepung ketan, santan, gula, dan pewarna alami seperti daun pandan untuk memberikan warna hijau segar.

Yang menarik dari kue ini adalah bentuknya yang dibuat menyerupai pare, dengan isian unti kelapa manis di dalamnya.

“Proses pembuatannya cukup telaten. Kulitnya dibentuk satu per satu menyerupai pare, lalu diisi unti kelapa yang dimasak dengan gula merah. Setelah itu dikukus hingga matang,” ujar Yuni, seorang pengrajin kue tradisional di kawasan 26 Ilir, Palembang.

Selain cita rasa manis dan gurih dari kelapa parut, kue pare juga menyuguhkan pengalaman tekstur yang menarik. Kulitnya kenyal khas tepung ketan, sementara bagian dalamnya lembut dan legit.

kue pare: cita rasa unik dari pare yang kini jadi primadona kuliner tradisional                            kuliner,koranpalpos.com – indonesia kaya akan ragam kuliner tradisional, salah satunya adalah kue pare, kudapan khas yang belakangan ini mulai kembali naik daun.
meski namanya mengingatkan pada sayuran pahit, kue pare bukan terbuat dari pare sayuran, melainkan dinamai demikian karena bentuknya menyerupai buah pare.
teksturnya lembut, manis, dan memiliki tampilan yang khas dengan warna hijau dan bentuk memanjang berlekuk, menjadikannya mudah dikenali di antara jajanan pasar lainnya.
baca juga:dadar gulung pandan, legit dan lembut
baca juga:ketoprak : hidangan khas betawi yang tetap digemari di tengah modernisasi kuliner
kue ini berasal dari daerah palembang, sumatera selatan, dan kerap menjadi sajian dalam berbagai acara adat dan kenduri.
kini, kue pare juga mulai merambah pasar modern dan menjadi salah satu pilihan oleh-oleh khas palembang yang digemari wisatawan.
kue pare dibuat dari campuran tepung ketan, santan, gula, dan pewarna alami seperti daun pandan untuk memberikan warna hijau segar.
baca juga:tempe semur: hidangan tradisional kaya rasa dan nutrisi yang kembali populer
baca juga:tempe semur: hidangan tradisional kaya rasa dan nutrisi yang kembali populer
yang menarik dari kue ini adalah bentuknya yang dibuat menyerupai pare, dengan isian unti kelapa manis di dalamnya.
“proses pembuatannya cukup telaten. kulitnya dibentuk satu per satu menyerupai pare, lalu diisi unti kelapa yang dimasak dengan gula merah. setelah itu dikukus hingga matang,” ujar yuni, seorang pengrajin kue tradisional di kawasan 26 ilir, palembang.
selain cita rasa manis dan gurih dari kelapa parut, kue pare juga menyuguhkan pengalaman tekstur yang menarik. kulitnya kenyal khas tepung ketan, sementara bagian dalamnya lembut dan legit.
baca juga:risoles isi sayur camilan lezat dan bergizi yang cocok untuk segala usia
baca juga:segarnya es jeruk kunci minuman tradisional yang menyegarkan dan menyehatkan
kue pare sempat jarang ditemukan di pasaran karena kalah pamor dengan kue modern dan camilan kekinian.
namun, berkat upaya para pelestari kuliner tradisional dan tren nostalgia makanan tempo dulu, eksistensi kue pare kini mulai kembali dikenal, terutama di kalangan milenial yang ingin mencicipi warisan kuliner nenek moyang.
“banyak anak muda sekarang penasaran dengan jajanan tradisional. mereka sering datang ke toko saya, bertanya tentang kue pare, dan akhirnya suka setelah mencicipi,” tambah yuni.
kehadiran media sosial juga turut membantu mengangkat kembali nama kue pare.
banyak akun kuliner lokal yang menampilkan proses pembuatan hingga cara penyajian kue pare, membuatnya viral dan dicari oleh pencinta kuliner.
selain dari sisi budaya, kue pare juga memiliki potensi ekonomi yang menjanjikan.
banyak umkm yang mulai mengangkat kembali kue ini sebagai produk unggulan, baik untuk pasar lokal maupun sebagai oleh-oleh wisatawan.
pemilik toko kue “pare manis palembang”, dedi, mengatakan bahwa permintaan kue pare meningkat drastis menjelang hari besar seperti lebaran dan perayaan adat.
“pesanan bisa naik dua sampai tiga kali lipat saat ramadhan. banyak yang menjadikan kue pare sebagai takjil atau sajian saat hari raya,” jelasnya.
kue ini dijual dengan harga terjangkau, berkisar antara rp2.000 hingga rp5.000 per buah, tergantung ukuran dan isian. selain unti kelapa, inovasi isian seperti coklat, keju, dan kacang hijau juga mulai dikembangkan agar menarik minat generasi muda.
pemerintah daerah sumatera selatan melalui dinas kebudayaan dan pariwisata telah menunjukkan kepedulian terhadap pelestarian kuliner lokal, termasuk kue pare.
beberapa festival kuliner yang diadakan di palembang menjadikan kue ini sebagai salah satu ikon yang wajib ditampilkan.
“kita ingin agar makanan khas seperti kue pare tidak hilang dimakan zaman. lewat pelatihan dan promosi, kami dorong pelaku umkm untuk terus mengembangkan dan mengenalkan kue-kue tradisional ke masyarakat luas,” ungkap kepala dinas kebudayaan palembang, hendri rosyid.
kue pare paling nikmat disantap dalam keadaan hangat.
karena berbahan dasar kelapa dan santan, kue ini sebaiknya tidak disimpan terlalu lama. bila ingin menyimpan, bisa dimasukkan ke dalam kulkas maksimal dua hari, lalu dikukus kembali sebelum disantap.
untuk menikmatinya, cukup disandingkan dengan teh hangat atau kopi hitam, cocok sebagai camilan sore bersama keluarga.
kue pare bukan hanya sekadar kudapan manis, tapi juga bagian dari kekayaan budaya kuliner indonesia. dengan bentuk unik, rasa lezat, dan nilai tradisional yang tinggi, kue ini layak dipromosikan lebih luas, baik di dalam negeri maupun ke mancanegara.
melalui dukungan masyarakat dan pelaku usaha, kue pare bisa menjadi salah satu simbol pelestarian kuliner lokal yang membanggakan.

Tag

Share

Koran Edisi Terbaru

Baca Koran Palembang Pos 28 Juli 2025

Berita Terkini

Berita Terpopuler

Berita Pilihan