Popcorn dan Bioskop : Sejarah Camilan Legendaris yang Tak Terpisahkan

Popcorn dan Bioskop : Sejarah Camilan Legendaris yang Tak Terpisahkan-foto : tangkapan layar ig,--
Popcorn yang murah dan mengenyangkan menjadi makanan yang sangat diminati masyarakat.
Para penjual popcorn melihat peluang emas dengan berjualan di luar bioskop.
Melihat antrian panjang orang membeli popcorn sebelum masuk bioskop para pemilik bioskop akhirnya mulai mengizinkan bahkan menjual sendiri popcorn di dalam area gedung mereka.
Kemunculan film bersuara pada era 1930-an juga ikut mendorong popularitas popcorn di bioskop.
BACA JUGA:Mie Goreng Khas Indonesia, Hidangan Sederhana yang Mendunia
BACA JUGA:Daun Pisang: Warisan Dapur Nusantara yang Terus Bertahan
Suara gemuruh popcorn yang dikunyah sudah tidak lagi mengganggu seperti pada masa film bisu.
Bahkan selama Perang Dunia II ketika pasokan makanan seperti permen dan cokelat menipis popcorn tetap tersedia dan menjadi camilan utama di bioskop.
Sejak saat itu, hubungan antara popcorn dan bioskop semakin erat.
Di era modern popcorn tidak hanya dijual dalam rasa gurih asin saja tetapi juga tersedia dalam varian rasa seperti karamel, keju atau bahkan pedas.
BACA JUGA:Permintaan Udang Vaname Meningkat, Petambak Panen Keuntungan
BACA JUGA:Garnish: Sentuhan Akhir yang Menjadi Daya Tarik Utama dalam Dunia Kuliner
Di banyak negara, termasuk Indonesia kebiasaan menikmati popcorn saat menonton film kini menjadi bagian dari pengalaman sinematik yang tidak tergantikan.
Dengan sejarah panjangnya yang unik, popcorn tidak hanya menjadi camilan ringan tapi juga simbol dari pengalaman menonton film yang menyenangkan.
Dari jalanan kota hingga layar lebar, popcorn telah menempuh perjalanan panjang sebelum akhirnya menjadi ikon utama dunia hiburan.*