Lezat dan Menggugah Selera Gulai Tunjang: Kuliner Tradisional Khas Minangkabau yang Kaya Rasa dan Gizi

Reporter: Yuli |

Editor: Dahlia |

Kamis , 17 Jul 2025 - 07:20

Gulai Tunjang, hidangan kaki sapi khas Minangkabau yang kaya rempah dan menggugah selera-foto:Istimewa-

Cara Memasak:

Rebus tunjang hingga empuk, bisa menggunakan panci presto agar lebih cepat.

Tumis bumbu halus bersama serai, daun jeruk, daun salam, dan lengkuas hingga harum.

Masukkan tunjang dan aduk rata dengan bumbu.

Tuang santan dan masak dengan api kecil hingga kuah mengental dan bumbu meresap.

Koreksi rasa, sajikan hangat dengan nasi putih dan lalapan.

Gulai Tunjang merupakan salah satu bukti kekayaan kuliner Indonesia yang patut dibanggakan. Rasanya yang khas, teksturnya yang unik, serta nilai budaya yang terkandung di dalamnya membuat hidangan ini terus dicintai dari masa ke masa.

Tidak hanya sebagai santapan lezat, gulai tunjang juga menjadi jembatan budaya yang menghubungkan rasa dan cerita dari ranah Minangkabau ke seluruh penjuru negeri.*

lezat dan menggugah selera gulai tunjang: kuliner tradisional khas minangkabau yang kaya rasa dan gizi                            kuliner,kornpalpos,com – di tengah ragam kuliner nusantara yang begitu berlimpah, gulai tunjang menjadi salah satu hidangan khas minangkabau yang tak pernah kehilangan penggemar.
hidangan ini tidak hanya menggugah selera karena kuah santannya yang kental dan bumbu rempah yang kuat, tetapi juga menyimpan nilai budaya dan kandungan gizi yang melimpah.
gulai tunjang adalah gulai khas yang menggunakan bagian kaki sapi, terutama bagian tulang dan urat yang kenyal, sehingga memberikan tekstur unik saat disantap.
baca juga:rempeyek kacang: camilan tradisional yang tetap eksis di tengah modernisasi kuliner
baca juga:tumis sawi putih menu sederhana yang lezat dan sarat manfaat bagi kesehatan
dalam penyajiannya, gulai ini biasanya dimasak dengan bumbu khas minang seperti kunyit, lengkuas, serai, bawang putih, bawang merah, cabai, dan santan kental yang memberikan rasa gurih pedas dan aroma harum yang khas.
keunikan rasa dari gulai tunjang berasal dari proses memasaknya yang memerlukan waktu lama agar tunjang menjadi empuk dan bumbu meresap sempurna.
dalam budaya minangkabau, memasak gulai bukan sekadar urusan dapur, tapi juga tentang kesabaran, cinta, dan kearifan lokal yang diwariskan turun-temurun.
baca juga:cabe gendot: si pedas eksotis dari dieng yang kaya manfaat dan berpotensi ekspor
baca juga:ayam kalasan : cita rasa tradisional yang tetap melegenda
saat disajikan, gulai ini sering kali ditemani dengan nasi putih panas, sambal lado hijau, dan sayur daun singkong rebus.
kombinasi ini membuat gulai tunjang semakin nikmat dan menggoda untuk disantap kapan saja, baik sebagai menu makan siang maupun makan malam.
tidak lengkap rasanya menikmati nasi padang tanpa kehadiran gulai tunjang. menu ini menjadi salah satu primadona di berbagai rumah makan padang di seluruh indonesia, bahkan hingga ke luar negeri.
baca juga:saus pasta : rahasia lezat di balik hidangan italia yang mendunia
baca juga:rempeyek : camilan renyah tradisional yang tak lekang oleh waktu
tidak sedikit pelanggan yang sengaja datang hanya untuk mencicipi tunjang empuk berselimut kuah kuning pekat yang kaya rasa.
seorang penikmat nasi padang asal jakarta, dedi (42), mengatakan, “setiap ke rumah makan padang, saya selalu pesan gulai tunjang.
rasa urat sapinya yang kenyal, berpadu dengan kuah santan yang pedas gurih, itu tiada duanya.”
selain nikmat, gulai tunjang juga menyimpan kandungan gizi yang bermanfaat.
tunjang, atau kaki sapi, mengandung kolagen yang tinggi dan protein hewani. kolagen diketahui baik untuk kesehatan kulit, sendi, dan tulang.
selain itu, karena dimasak dengan berbagai rempah alami, gulai ini juga mengandung antioksidan yang mendukung sistem imun tubuh.
namun, konsumsi gulai tunjang tetap perlu diperhatikan dalam jumlah wajar, mengingat kandungan lemak jenuh dari santan dan bagian daging sapi yang digunakan cukup tinggi.
bagi penderita kolesterol atau yang sedang menjalani diet khusus, disarankan untuk membatasi konsumsi atau memilih tunjang yang tidak terlalu berlemak.
dalam tradisi minang, gulai bukan sekadar makanan, melainkan bagian dari ritual sosial dan budaya.
gulai tunjang kerap dihidangkan dalam acara adat, kenduri, hingga hari besar keagamaan.
tunjang yang menggambarkan “penyangga” kaki juga melambangkan kekuatan dan keteguhan, menjadi simbol penting dalam filosofi masyarakat minangkabau.
dalam perjamuan adat, gulai tunjang sering diletakkan di bagian tengah meja sebagai lambang kekokohan keluarga besar.
hal ini memperkuat makna bahwa kuliner minang tidak hanya sekadar untuk mengenyangkan perut, tetapi juga mempererat silaturahmi dan nilai-nilai kebersamaan.
bagi yang ingin mencoba memasak gulai tunjang sendiri di rumah, berikut adalah resep dasar yang bisa diikuti:
bahan-bahan:
500 gram tunjang (kaki sapi), potong dan bersihkan
500 ml santan kental
3 lembar daun salam
2 batang serai, memarkan
3 lembar daun jeruk
1 ruas lengkuas, memarkan
bumbu halus:
6 butir bawang merah
4 siung bawang putih
3 butir kemiri sangrai
1 ruas kunyit
1 sdt ketumbar
cabai merah sesuai selera
garam dan gula secukupnya
cara memasak:
rebus tunjang hingga empuk, bisa menggunakan panci presto agar lebih cepat.
tumis bumbu halus bersama serai, daun jeruk, daun salam, dan lengkuas hingga harum.
masukkan tunjang dan aduk rata dengan bumbu.
tuang santan dan masak dengan api kecil hingga kuah mengental dan bumbu meresap.
koreksi rasa, sajikan hangat dengan nasi putih dan lalapan.
gulai tunjang merupakan salah satu bukti kekayaan kuliner indonesia yang patut dibanggakan. rasanya yang khas, teksturnya yang unik, serta nilai budaya yang terkandung di dalamnya membuat hidangan ini terus dicintai dari masa ke masa.
tidak hanya sebagai santapan lezat, gulai tunjang juga menjadi jembatan budaya yang menghubungkan rasa dan cerita dari ranah minangkabau ke seluruh penjuru negeri.*