Dibiarkan Mati Kelaparan

Kondisi warga Gaza setelah perang antara Israel dan Palestina-Foto : ANTARA-

KORANPALPOS.COM - Juru bicara Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) Jens Laerke menggambarkan situasi kemanusiaan di Jalur Gaza belum pernah terjadi sebelumnya dan mengkhawatirkan.

Menurut laporan Al Jazeera, Jens mengatakan pembunuhan terhadap orang-orang selagi mereka berjuang untuk mendapatkan makanan tidak dapat diterima.

''Pada dasarnya orang-orang dibiarkan mati kelaparan dan OCHA tidak bisa hanya diam melihat itu," katanya.

Ia mendesak perlindungan bagi warga sipil dan investigasi dalam pendistribusian bantuan makanan.

BACA JUGA:Waspada Cuaca Berkabut

BACA JUGA:Satukan Spirit ASN dan Generasi Muda Sumsel

Tingkat krisis di Gaza tidak bisa dibenarkan dalam situasi kemanusiaan apa pun.

PBB pada Senin meminta Israel agar segera mempermudah akses dan alur masuk pasokan krusial ke Gaza melalui penyeberangan yang ada guna memenuhi kebutuhan mendesak penduduk warga sipil.

Di hadapan media, juru bicara Sekjen PBB Stéphane Dujarric mengatakan: "warga sipil harus dihormati dan dilindungi."

"Sekretaris Jenderal PBB menyambut baik upaya berkelanjutan yang dilakukan para mediator dan kembali menegaskan seruannya kepada pihak bertikai agar segera menyepakati gencatan senjata permanen di Gaza," katanya.

BACA JUGA:Deru Titip Pesan Syukur dan Sabar

BACA JUGA:Pulau Tujuh Diperebutkan Kepri dan Babel, DPRD Babel Siap Gugat UU Pembentukan Kabupaten Lingga ke MK

Sedikitnya 56.500 warga Palestina, mayoritas perempuan dan anak-anak terbunuh, dengan 133.419 lainnya terluka dalam serangan brutal Zionis Israel terhadap Gaza sejak 7 Oktober 2023.

Mahkamah Pidana Internasional (ICC) pada November lalu mengeluarkan surat perintah penangkapan perdana menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan kepala urusan militer Yoav Gallant, dengan alasan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan