32 Warga Tak Mampu Ikuti Uji Kompetensi OLB di PPSDM Cepu, Langkah Nyata Prabumulih Kurangi Kemiskinan

Peserta Operator Lantai Bor foto bersama wako, wawako, sekda dan kadisnaker-foto:dokumen palpos-
Keberhasilan 32 peserta angkatan pertama ini menjadi tolok ukur keberlanjutan program pelatihan serupa di tahun-tahun mendatang.
Sanjay menyebutkan bahwa jika semua peserta dinyatakan lulus, pihaknya telah merencanakan program lanjutan di tahun 2026 dengan target peserta mencapai 150 orang.
“Jika semua peserta saat ini berhasil lulus dan menunjukkan hasil yang memuaskan, kami akan melanjutkan program ini tahun depan dengan skala yang lebih besar,” tutur Sanjay.
Disnaker Prabumulih tidak hanya berhenti di pelatihan OLB. Ke depan, pemerintah juga berencana membuka beragam pelatihan keahlian lainnya, tergantung kebutuhan pasar kerja dan potensi lokal.
“Kita tidak hanya terpaku di bidang migas. Kalau bidang keahlian lain terbukti bermanfaat, misalnya bisa membuat lulusannya diterima kerja atau membuka usaha sendiri, maka pelatihan itu akan kita laksanakan,” beber Sanjay.
Beberapa bidang yang sedang dalam penjajakan meliputi teknik listrik, pengelasan, barista, operator alat berat, hingga pelatihan kewirausahaan dan digital marketing.
Ini akan membuka peluang baru bagi masyarakat Prabumulih untuk berkembang.
Lebih lanjut Sanjay Yunus menjelaskan, salah satu keunggulan dari program pelatihan ini adalah tidak dipungut biaya alias gratis.
Disnaker membiayai seluruh kebutuhan peserta, mulai dari pelatihan teori dan praktik, perlengkapan pelatihan, hingga biaya transportasi ke lokasi uji kompetensi.
“Peserta adalah mereka yang berasal dari keluarga tidak mampu. Kita ingin memberikan kesempatan yang sama agar mereka bisa meningkatkan kualitas hidup,” tegas Sanjay.
Selain itu kata Sanjay, program pelatihan ini juga merupakan bentuk nyata dari implementasi visi dan misi Wali Kota Prabumulih, H. Arlan, dan Wakil Wali Kota Franky Nasril, S.Kom, yakni menjadikan Prabumulih yang Maju dan Sejahtera (MAS).
Pemerintah ingin memastikan bahwa tidak ada warga Prabumulih yang tertinggal dalam pembangunan, termasuk dalam peningkatan keterampilan kerja.
“Melalui pelatihan ini, kami ingin membantu mengurangi angka kemiskinan ekstrem di Prabumulih. Ini bukan sekadar pelatihan, tapi langkah strategis untuk mengubah nasib warga,” pungkas Sanjay.*