Relokasi Pedagang Jalan M Yamin, Pemkot Beri Tempo Hingga 18 Juni, Kepala Pasar: Jumlahnya 'Meledak' !

PTM II lokasi yang disediakan pemerintah untuk pemindahan pedagang di sepanjang Jalan M Yamin.-Foto : Prabu Agustian-

KORANPALPOS.COM - Setelah sukses melaksanakan relokasi pedagang Pasar Pagi yang sebelumnya berjualan di sepanjang Jalan Jenderal Sudirman, Kelurahan Pasar, Kecamatan Prabumulih Utara, Pemerintah Kota (Pemkot) Prabumulih kembali melakukan langkah serupa.

Kali ini giliran para pedagang yang selama ini berjualan di sepanjang Jalan Prof M Yamin, Kelurahan Pasar II, Kecamatan Prabumulih Utara, yang menjadi fokus relokasi.

Pemindahan para pedagang ke lokasi baru ini merupakan bagian dari upaya besar Pemkot dalam menata kembali kawasan kota agar lebih tertib, rapi, dan berfungsi sesuai peruntukannya.

Jalan Prof M Yamin yang selama ini beralih fungsi menjadi area pasar liar, kini akan dikembalikan ke fungsi semula sebagai jalur lalu lintas umum.

BACA JUGA:Polres Lubuklinggau Kunjungi Panti Asuhan Putri ‘Aisyiyah Siti Khadijah

BACA JUGA:Sejumlah Pendonor Gagal Sumbangkan Darahnya, Ini Penyebabnya!

Menurut Kepala UPTD Pasar Prabumulih, Yuniarti Wulandari SH MSi, proses relokasi pedagang telah dimulai sejak Minggu, 15 Juni 2025. “Para pedagang sudah mulai pindah ke PTM II sejak kemarin,” ujar Yuniarti ketika diwawancarai, di PTM II Prabumulih, Senin, 16 Juni 2025.

Yuniarti menjelaskan bahwa berdasarkan data harian retribusi yang dihimpun dari aktivitas perdagangan di Jalan Prof M Yamin, jumlah pedagang yang rutin berjualan di lokasi tersebut sebelumnya tercatat sekitar 300 orang.

Namun, ketika proses pendataan untuk keperluan relokasi dimulai, angka ini melonjak hampir dua kali lipat.

“Jumlahnya meledak,” ungkap Yuniarti. “Sampai hari ini kami mencatat total 547 pedagang yang ingin direlokasi,” imbuhnya.

BACA JUGA:Maraknya Karaoke Berkedok Keluarga di OKI, Dewan Sumsel Minta Ditertibkan, Ini Respon Pol PP!

BACA JUGA:Kapolres Ingatkan Agar Warga OKU Serahkan Senpi Ilegal

Kenaikan drastis ini, lanjut Yuniarti, disebabkan oleh permintaan dari pemilik lapak yang selama ini tidak aktif berjualan serta para pedagang yang hanya menyewa tempat, namun kini mengajukan diri untuk mendapatkan tempat di lokasi baru.

“Yang memang jualan, yang nyewa, semuanya datang minta didata. Minta nomor, minta lapak. Artinya, jika yang aktif berdagang hanya 300-an, sekarang jadi dua kali lipat,” jelasnya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan