Mahasiswa Ogan Ilir Gelar Aksi Protes, Soroti 100 Hari Kerja Panca-Ardani

Aliansi mahasiswa gelar aksi di kantor bupati Ogan Ilir. -Foto : Isro Antoni-
KORANPALPOS.COM - Mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Ogan Ilir menggelar aksi unjuk rasa di halaman Kantor Bupati Ogan Ilir, Senin (3/6).
Mereka menyampaikan sejumlah tuntutan terkait berbagai persoalan krusial yang dinilai belum ditangani secara serius oleh pemerintah daerah, mulai dari pendidikan, korupsi, hingga kinerja Bupati, wakil bupati dan seluruh jajaranya dalam 100 hari kerja dipriode kedua.
Ketua Cabang GMNI Ogan Ilir, Samuel Rio kepada media mengatakan, pihaknya menyoroti buruknya kondisi sumber daya manusia (SDM) di Ogan Ilir, peningkatan kasus kriminalitas, hingga tindak pidana korupsi yang terjadi di lingkungan pemerintahan daerah.
“Kami sangat prihatin dengan kasus PMI (Palang Merah Indonesia) Ogan Ilir. Lembaga yang seharusnya bergerak di bidang kemanusiaan justru terlibat korupsi. Mengapa justru para staf dan ASN biasa yang ditetapkan sebagai tersangka? Ke mana pemeriksaan terhadap pengurus intinya seperti ketua, bendahara, dan sekretaris?” tegas Aji Rio.
BACA JUGA:Dukung Program Prioritas Nasional, Polres Muba Bangun Gedung SPPG
BACA JUGA:Empat Desa di Muba yang Masuk Kawasan Hutan Akhirnya Bakal Nikmati Aliran Listrik
Mahasiswa juga meluapkan kekecewaannya karena Bupati Ogan Ilir, Panca Wijaya Akbar, tidak hadir menemui massa aksi.
Ketidakhadiran tersebut dinilai sebagai bentuk ketidaksungguhan Pemkab Ogan Ilir dalam menanggapi aspirasi rakyat, khususnya dari kalangan mahasiswa.
“Kami menuntut Bupati menyampaikan secara terbuka 100 hari kinerjanya dan menjawab semua keresahan yang kami sampaikan hari ini,” tambah Rio.
Mahasiswa turut mengkritisi aktivitas Bupati Panca di media sosial yang dinilai tidak mencerminkan kepemimpinan pro-rakyat.
BACA JUGA:Ratusan PPPK OKU Formasi Tahun 2024 Resmi Dilantik
BACA JUGA:Baznas OKU Data Calon Penerima Bantuan Usaha Ekonomi Produktif
Mereka menilai banyak unggahan yang bersifat euforia pribadi, seperti kegiatan memasak dan hiburan, ketimbang menyampaikan program kerja, ide serta tindakan nyata untuk pembangunan Ogan Ilir.
Gerakan mahasiswa memperingatkan bahwa jika tuntutan mereka tidak diakomodasi dalam waktu dekat, maka mereka akan kembali turun aksi dengan jumlah massa yang lebih besar.