Waspadai Gejala Lupus: Dokter Anjurkan Periksa Dini Jika Alami 4 Tanda Ini !

Reporter: Dahlia |

Editor: Maryati |

Senin , 02 Jun 2025 - 21:24

Dokter spesialis penyakit dalam konsultan reumatologi dr. Anna Ariane, SpPD, K-R-Foto : ANTARA-

Ia menambahkan bahwa deteksi dini sangat penting karena lupus termasuk penyakit kronis yang tidak bisa disembuhkan sepenuhnya, namun bisa dikendalikan dengan pengobatan jangka panjang.

Lupus bukan penyakit menular, tetapi memiliki beban psikologis dan fisik yang besar bagi penderitanya.

Sebagian besar pasien lupus adalah perempuan usia produktif, terutama rentang usia 15–45 tahun.

Meski begitu, lupus juga bisa menyerang anak-anak dan laki-laki.

Penanganan lupus umumnya melibatkan obat antiinflamasi, imunosupresan, dan pengawasan ketat terhadap fungsi organ tubuh.

Pola hidup sehat, manajemen stres, dan dukungan sosial juga menjadi bagian penting dalam perawatan pasien lupus.

Dr. Anna mengimbau masyarakat agar tidak mengabaikan gejala-gejala yang tampaknya ringan, terutama bila berlangsung lama dan muncul bersamaan.

“Lupus bisa sangat ringan, bisa juga berat. Tapi semakin cepat dikenali, semakin baik prognosisnya. Jangan tunggu sampai gejala menjadi permanen atau mengancam nyawa,” tutupnya.(ant)

waspadai gejala lupus: dokter anjurkan periksa dini jika alami 4 tanda ini !                            koranpalpos.com – penyakit lupus dikenal sebagai salah satu penyakit autoimun kronis yang dapat menyerang berbagai organ tubuh secara simultan dan sering kali sulit dikenali sejak dini.
untuk itu, masyarakat diimbau agar lebih waspada terhadap gejala-gejala awalnya.
dokter spesialis penyakit dalam konsultan reumatologi dr. anna ariane, sppd, k-r, menyampaikan bahwa siapa pun yang mengalami empat atau lebih gejala lupus sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan lebih cepat.
“kalau sudah mengalami minimal empat dari gejala lupus, sebaiknya langsung periksa. jangan tunggu sampai kondisi sudah berat, misalnya datang ke rumah sakit dalam kondisi gagal ginjal,” ujar dr. anna dalam diskusi kesehatan bertajuk “kenali gejala lupus sedini mungkin” yang diselenggarakan di jakarta, minggu (1/6/2025).
baca juga:atasi ejakulasi dini dan keputihan dengan rebusan daun kemangi
baca juga:kenali gejala cacar api pada lansia 
lupus atau secara medis dikenal sebagai systemic lupus erythematosus (sle) adalah penyakit autoimun yang membuat sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan sehat sendiri.
uniknya, lupus bisa menyerang berbagai organ tubuh, mulai dari kulit, sendi, ginjal, paru-paru, hingga otak.
karena manifestasinya sangat beragam dan menyerupai penyakit lain, lupus dijuluki sebagai penyakit seribu wajah.
diagnosis lupus pun kerap membutuhkan ketelitian tinggi dari tenaga medis karena gejalanya bisa timbul secara bertahap dan berbeda-beda pada tiap individu.
baca juga:pola makan rendah karbohidrat bisa kurangi peradangan kronis 
baca juga:merangsang pembentukan hormon dan perbaiki kualitas sperma dengan daun katuk
“pasien bisa datang dengan keluhan nyeri sendi, padahal setelah diperiksa lebih lanjut ternyata itu lupus. bisa juga datang karena sesak napas, rambut rontok, atau gangguan ginjal. maka penting untuk tidak mengabaikan gejala-gejala kecil,” kata dr. anna yang juga berpraktik di rs cipto mangunkusumo (rscm).
berikut adalah gejala-gejala lupus yang harus diwaspadai menurut dr. anna:
• demam tinggi tanpa sebab yang jelas
• rasa lelah berlebihan dan terus-menerus
• sensitif terhadap sinar matahari (fotosensitif)
• ruam kemerahan di wajah berbentuk seperti kupu-kupu (melintang dari hidung ke pipi)
• ruam kemerahan lainnya di kulit
• nyeri dada terutama saat menarik napas dalam atau saat berbaring
• nyeri dan bengkak pada sendi (arthritis)
• ujung jari tangan/kaki pucat atau membiru saat udara dingin (fenomena raynaud)
• rambut rontok yang tidak biasa
• sariawan, terutama di langit-langit mulut
• kejang atau gangguan saraf lainnya
• kelainan hasil pemeriksaan laboratorium, seperti anemia atau protein dalam urin
data dari rscm menunjukkan bahwa arthritis atau nyeri sendi menjadi keluhan paling dominan pada pasien lupus, dengan persentase mencapai 84 persen.
menurut dr. anna, diagnosis lupus tidak bisa dilakukan secara sembarangan dan memerlukan kombinasi antara keluhan pasien, pemeriksaan fisik oleh dokter, serta uji laboratorium, termasuk tes antibodi ana (antinuclear antibody) dan fungsi organ vital.
“diagnosis lupus hanya dapat ditegakkan oleh dokter yang sudah terbiasa menangani penyakit ini. jangan sampai menunda karena setiap penundaan bisa memperburuk kerusakan organ,” tegas dr. anna yang tergabung dalam perhimpunan reumatologi indonesia (pri).
ia menambahkan bahwa deteksi dini sangat penting karena lupus termasuk penyakit kronis yang tidak bisa disembuhkan sepenuhnya, namun bisa dikendalikan dengan pengobatan jangka panjang.
lupus bukan penyakit menular, tetapi memiliki beban psikologis dan fisik yang besar bagi penderitanya.
sebagian besar pasien lupus adalah perempuan usia produktif, terutama rentang usia 15–45 tahun.
meski begitu, lupus juga bisa menyerang anak-anak dan laki-laki.
penanganan lupus umumnya melibatkan obat antiinflamasi, imunosupresan, dan pengawasan ketat terhadap fungsi organ tubuh.
pola hidup sehat, manajemen stres, dan dukungan sosial juga menjadi bagian penting dalam perawatan pasien lupus.
dr. anna mengimbau masyarakat agar tidak mengabaikan gejala-gejala yang tampaknya ringan, terutama bila berlangsung lama dan muncul bersamaan.
“lupus bisa sangat ringan, bisa juga berat. tapi semakin cepat dikenali, semakin baik prognosisnya. jangan tunggu sampai gejala menjadi permanen atau mengancam nyawa,” tutupnya.(ant)

Tag

Share

Koran Terkait

Kembali ke koran edisi Palembang Pos 3 Juni 2025

Berita Terkini

Berita Terpopuler

Berita Pilihan