Pembangunan Lanjutan GSC OKUT Mangkrak, Dugaan Indikasi Korupsi Mencuat

Proyek pembangunan GSC OKUT yang mangkrak.-Foto : Ardie-
Lebih mengejutkan lagi, GMPD Sumsel menemukan bukti lain terkait dugaan korupsi pembangunan GSC Martapura.
Karena selama ini masyarakat tahunya proyek ini mangkrak karena belum adanya anggaran untuk melanjutkan pembangunan dan ternyata di Tahun 2022, pembangunan GSC Martapura sudah dianggarkan dana Rp. 1,45 miliar.
BACA JUGA:190 PPPK Kemenag Muara Enim Resmi Dilantik
“GMPD sudah jelas menemukan banyaknya anggaran yang mengalir tapi dilapangan tidak ada lanjutan pembangunan GSC Martapura sehingga persoalan ini kita laporkan ke Kejati Sumsel untuk mengusut tuntas,” pintanya.
GMPD Sumsel merasa ada keanehan kasus GSC Martapura karena tidak mungkin APH di OKU Timur tidak mengetahui persoalan ini.
“Jadi wajar kalau GMPD Sumsel menduga APH di OKU Timur kemasukan angin. Untuk itu persoalan dugaan korupsi GSC Martapura harus dilaporkan ke Kejati Sumsel agar segera diusut pihak pihak terlibat selain Kadin PUTR, ” cetus Muslimin sembari menegaskan pihaknya akan menggelar aksi unjuk rasa.
Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Kabupaten OKU, Aldi Gurlanda, ketika dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp, hingga berita ini ditulis belum memberikan jawaban.
BACA JUGA:Pemkab Muara Enim Bangun Gedung RSUD Rabain 13 Lantai
BACA JUGA:Kunker ke Muara Enim, Kapolda Sumsel Berikan Arahan Tegas
Namun, pada Jumat (23/5/2025), staf di Dinas PUTR OKU Timur, Hendra Juaini, mengaku diperintahkan Aldi Gurlanda, menegaskan bahwa pengerjaan proyek tersebut tidak seperti yang disampaikan dalam laporan GMPD Sumsel.
“Tidak seperti itu. Sebaiknya bertemu langsung biar jelas permasalahannya. Lagian kontraktor yang mengerjakannya banyak, bukan hanya satu. Atau nanti temui staf saya di kantor karena saya ada tugas ke Belitang,” katanya melalui sambungan seluler.
Pantauan di lapangan, tampak kondisi bangunan GSC Martapura yang berlokasi di Jalan Adiwiyata Simpang Lengot, Desa Kota Baru Selatan, sudah dipenuhi tanaman liar. Bangunan sudah tampak usang dan rangka besi untuk atap sudah mulai berkarat serta beberapa besinya tampak rusak.
Kondisi tersebut membuat bangunan stadion yang direncanakan sebagai salah satu icon OKU Timur, justru memperlihatkan aura seram dan tak sedap dipandang.