Heboh Calon Pengantin Pria di Ogan Ilir Dikira Tenggelam: Ternyata Kabur ke OKI, Ini Alasannya !

Bud, warga asal Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), mendadak menghilang sesaat sebelum prosesi lamaran-Foto : Dokumen Palpos-
Namun tak sedikit pula yang menyoroti budaya pemberian mahar yang dianggap memberatkan dan tak lagi relevan.
Kapolsek Rantau Alai, IPTU Agus Masyudhi, membenarkan adanya laporan dari warga terkait kasus tersebut.
Ia menyatakan bahwa pihaknya telah menerima aduan masyarakat dan langsung menindaklanjuti guna mencegah potensi konflik sosial.
“Warga merasa panik dan marah karena peristiwa ini. Bd rencananya akan melamar kekasihnya, Adel, warga Desa Kandis 2. Namun, karena tidak sanggup dengan syarat mahar, yang bersangkutan memilih kabur,” jelas IPTU Agus saat dikonfirmasi awak media.
Kapolsek juga mengimbau masyarakat agar tidak terprovokasi dan menyerahkan sepenuhnya kepada kepolisian untuk menangani permasalahan ini.
“Kami terus menjaga agar situasi tetap kondusif dan tidak berkembang menjadi keributan antar keluarga atau antar desa,” tambahnya.
Dalam perkembangan terbaru, pihak kepolisian menginisiasi mediasi antara keluarga Bd dan keluarga Adel.
Pertemuan yang difasilitasi oleh aparat desa dan kepolisian itu bertujuan untuk menyelesaikan persoalan secara kekeluargaan.
Menurut Kapolsek, kedua pihak telah menyepakati untuk tidak memperpanjang masalah ini ke jalur hukum.
Namun, kesepakatan tersebut tetap disertai dengan sejumlah syarat, termasuk permintaan maaf dari keluarga Bd kepada keluarga perempuan dan warga desa yang merasa dirugikan.
“Saat ini mediasi berjalan kondusif, dan semua pihak diminta menahan diri,” tegas Kapolsek.
Peristiwa calon pengantin pria kabur jelang pernikahan sebenarnya bukan kali pertama terjadi di Indonesia.
Dalam beberapa tahun terakhir, kasus serupa kerap mencuat ke publik, terutama karena tekanan finansial, perbedaan budaya, hingga ketidaksiapan emosional dari calon mempelai.
Di media sosial, kasus Bd menuai perhatian luas.
Banyak warganet yang berkomentar dengan nada sindiran, empati, hingga kemarahan.