Menjelajah Pagar Alam : Pesona Gunung Dempo, Kebun Teh, dan Kopi Arabika yang Mendunia !

Hamparan kebun teh di lereng Gunung Dempo menjadi magnet wisatawan mengunjungi Pagaralam-Foto : Dokumen Palpos-

"Kami tidak hanya menjual pemandangan, tapi juga menjual pengalaman. Pengunjung bisa ikut memetik teh, membuat kopi tubruk, bahkan belajar memasak pindang patin khas Pagar Alam," ujar Lestari, salah satu pengelola homestay di Kecamatan Dempo Selatan.

Pemerintah Kota Pagar Alam terus berupaya memperbaiki aksesibilitas dan fasilitas pendukung wisata.

Peningkatan jalan menuju kawasan wisata, penambahan papan informasi, hingga pelatihan SDM pariwisata menjadi prioritas dalam rencana pembangunan kota.

Selain itu, promosi melalui media sosial dan kolaborasi dengan influencer pariwisata turut berperan dalam membangun citra Pagar Alam sebagai destinasi ramah keluarga dan pecinta alam.

Wali Kota Pagar Alam, Ludi Oliansyah menyampaikan bahwa pihaknya menargetkan peningkatan jumlah kunjungan wisatawan hingga 1 juta orang pada tahun 2025.

"Kami optimis Pagar Alam bisa menjadi jantung wisata alam Sumsel. Kunci utamanya adalah kolaborasi dan pemberdayaan warga lokal," katanya.

Meski pertumbuhan pariwisata Pagar Alam sangat positif, tantangan tetap ada.

Mulai dari keterbatasan transportasi umum, keterampilan SDM lokal, hingga konservasi lingkungan menjadi perhatian utama pemerintah dan pelaku pariwisata.

Namun dengan komitmen bersama dan visi pembangunan berkelanjutan, Pagar Alam diyakini mampu menjadi contoh sukses pengembangan wisata berbasis alam dan budaya di Indonesia.

Dengan keindahan lanskap pegunungan, kekayaan budaya, dan sambutan hangat masyarakatnya, Pagar Alam memang layak disebut sebagai surga tersembunyi di Sumatera Selatan yang kini mulai bangkit dan bersinar.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan