Belajar dari Media di China

Ilustrasi-Foto : ANTARA -
Kedaulatan digital apalagi pada era perang dagang dewasa ini nampak menguntungkan negara ini.
Dengan kedaulatan digital akses data tunduk pada peraturan tempat data tersebut disimpan, ketahanan terhadap serangan siber dan bencana, leluasa dalam menentukan agenda setting hingga tujuan propaganda negara tersebut.
Seperti Korea Selatan yang berhasil melakukan globalisasi budaya K-Pop maka negara ini juga telah beralih dari memproduksi film seperti Wolf Warriors, yang dimodelkan pada Captain America, ke film yang tidak memiliki model Amerika, seperti serial Wandering Earth dan Black Myth: Wukong (2024).
Film Wandering Earth telah menempati peringkat pertama pada 2019 di Netflix, sebuah layanan streaming video over-the-top yang berbasis di negara Amerika Serikat.
Industri media di Kota Yuncheng, kota prefektur paling selatan dari Provinsi Shanxi tidak jauh tertinggal dari perkembangan media di kota besar.
Mengunjungi Stasiun Radio dan Televisi Yuncheng disambut dengan halaman surat kabar yang ditampilkan pada sebuah display videotron yang dipasang di dinding.
Seperti pada sebuah aplikasi di telepon pintar atau tablet, membaca halaman demi halaman koran bisa dibuka satu demi satu dengan menyentuh layarnya.
Penerbitan koran ini terintegrasi dengan produksi pada stasiun radio dan televisi.
Sebanyak 26 delegasi Seminar Untuk Pemimpin Organisasi Media dari sejumlah negara telah mengunjungi kantor media setempat dengan difasilitasi Departemen Internasional Partai Komunis China (CPC).
Wakil Direktur Jaringan Berita Yuncheng Daily Newspaper Office, Zhang Junna mengatakan editor surat kabar lokal mengintegrasikan kecerdasan buatan (AI), gambar yang dihasilkan komputer, dan video ke dalam edisi cetak, saluran radio dan TV, situs web, dan platform media sosial seperti Weibo, WeChat, dan TikTok.
Mereka juga memperhitungkan data instan yang dikumpulkan dari pembaca, pendengar, dan pengikut lainnya.
Jurnalis memiliki akses tak terbatas ke data besar dan arsip digital penuh milik grup penerbitan tersebut sejak didirikan pada tahun 1971.
Stasiun Radio dan Televisi Yuncheng, Provinsi Shanxi, China, telah memiliki 30 akun media sosial dengan sekitar lima juta pengikut dan penggemar.
"Selain tiga saluran TV dan dua frekuensi radio asli, yang merupakan platform media tradisional, kami telah menambahkan satu situs web, satu klien, dan akun media baru," ujar Direktur Pusat Live Streaming untuk Integrasi Media Teknologi Stasiun Radio dan Televisi Yuncheng, Shi Huimin.
Shi mengemukakan pada awalnya telah membangun platform semua media yang mengintegrasikan televisi, internet, dan mikroblog.