Awas ! Makanan Bisa Menjadi Pemicu Diabetes Tipe 2

Dokter Fatih Anfasa, MSc, PhD, Sp.PD.-Foto : ANTARA -

KORANPALPOS.COM – Selain faktor genetik dan riwayat diabetes dalam keluarga, obesitas dan gaya hidup yang tidak sehat juga dapat berkontribusi pada perkembangan penyakit diabetes melitus tipe 2, jenis diabetes yang paling sering ditemukan.

Menurut informasi yang disiarkan di laman resmi Kementerian Kesehatan, diabetes melitus tipe 2 adalah penyakit kronis yang ditandai dengan peningkatan kadar gula darah dalam tubuh akibat resistensi insulin atau produksi insulin yang tidak adekuat.

Dalam wawancara dengan ANTARA di Jakarta, Selasa (29/4), dr. Fatih Anfasa, MSc, PhD, Sp.PD menyampaikan bahwa kebiasaan mengonsumsi makanan dan minuman dengan kadar gula tinggi bisa meningkatkan risiko terkena diabetes melitus tipe 2.

Selain itu, kebiasaan mengonsumsi makanan dengan kandungan lemak dan garam tinggi bisa memicu obesitas.

BACA JUGA:Obati Asma dan Asam Urat dengan Buah Gaharu

BACA JUGA:Cegah dan Atasi Anemia dengan Buah Mentega

Dokter Fatih menyampaikan bahwa obesitas dapat memicu munculnya diabetes melitus tipe 2.

Ini terjadi karena lemak tubuh yang berlebih dapat mengganggu kerja hormon insulin dalam tubuh.

Oleh karena itu, dokter spesialis penyakit dalam lulusan Universitas Indonesia tersebut menyarankan pengukuran berat badan dan evaluasi peningkatan berat badan secara berkala untuk mencegah obesitas.

Jadi, sebaiknya mengendalikan konsumsi makanan cepat saji serta makanan dan minuman dalam kemasan yang memiliki kadar gula, lemak, dan garam tinggi agar terhindar dari risiko kena diabetes melitus tipe 2.

BACA JUGA:Ragam Jus Minuman: Segar, Sehat, dan Kaya Manfaat

BACA JUGA:Tanda Nyeri Pinggang yang Harus Diwaspadai

Di samping pola makan yang tidak sehat, kebiasaan merokok dan pola hidup minim aktivitas fisik juga dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami diabetes melitus tipe 2.

"Ada juga faktor turunan, jadi kalau memang orang tuanya itu misalnya memiliki diabetes, mereka juga pada umumnya memiliki risiko lebih besar dibandingkan orang yang tidak memiliki diabetes," kata dokter Fatih, yang praktik di Rumah Sakit Metropolitan Medical Centre (MMC) Jakarta.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan