Harus Awasi Jalur Distribusi

Pedagang cabai merah di salah satu Pasar Tradisional.-Foto : ANTARA -

"Kalau cabe naik, masakan kurang sedap. Mau beli banyak, uang belanja tidak cukup, apalagi minyak goreng dan sayur juga pada naik. Pokoknya sekarang susah semua," keluh yuni, ibu dua anak yang tinggal di kawasan Seberang Ulu.

Para pedagang di pasar tradisional pun membenarkan bahwa harga-harga kebutuhan pokok, terutama cabai, mengalami kenaikan cukup drastis dalam beberapa hari terakhir, dipicu oleh berkurangnya pasokan dari petani dan distribusi yang tidak lancar.

Yuni, emak-emak lainnya berharap pemerintah Kota Palembang segera turun tangan mengatasi persoalan ini.

Menurutnya, harga cabai yang melambung sangat memberatkan masyarakat, apalagi menjelang bulan-bulan kebutuhan sekolah anak yang makin banyak.

"Saya harap pemerintah tidak tinggal diam, cari solusinya supaya harga cabai bisa stabil lagi. Kalau begini terus, kami yang rakyat kecil makin susah atur uang belanja," ungkap Yuni.

Rohani, warga lainnya, mengaku, sangat terkejut dengan harga cabai yang melonjak tajam dalam waktu singkat.

“Biasanya saya beli cabai merah cukup Rp 10 ribu sudah dapat seperempat kilo, sekarang Rp 10 ribu cuma dapat segenggam kecil saja. Mau tidak mau harus ngirit bumbu, padahal cabai itu bumbu utama masakan,” keluhnya. 

Lonjakan harga cabai merah yang menembus Rp70 ribu per kilogram di Kota Palembang dalam beberapa hari terakhir, memantik perhatian serius dari Forum Palembang Bangkit (FPB).

Ketua FPB, Drs Idham Rianom, mendesak pemerintah daerah segera mengambil langkah konkret untuk menstabilkan harga kebutuhan pokok yang makin mencekik masyarakat.

Menurut Idham, kenaikan harga cabai merah dan sejumlah bahan pokok lainnya tidak hanya membebani para pedagang dan konsumen di pasar, namun juga memperparah kesulitan ekonomi warga, khususnya kalangan ibu rumah tangga yang harus mengatur keuangan di tengah kenaikan harga yang tak menentu.

"Lonjakan harga cabai merah ini jelas sangat memberatkan masyarakat kecil. Pemerintah Kota Palembang harus segera turun tangan, jangan sampai harga ini terus melambung dan menciptakan ketidakstabilan ekonomi di tingkat rumah tangga," ujar Idham Rianom saat dimintai tanggapan, Jumat (18/4).

FPB juga menilai, naiknya harga cabai merah yang dipicu oleh berkurangnya pasokan dari daerah penghasil dan faktor cuaca, seharusnya bisa diantisipasi sejak dini oleh pemerintah melalui sistem distribusi dan stok cadangan yang lebih matang.

“Fenomena ini berulang setiap tahun, mestinya pemerintah sudah bisa membuat sistem cadangan pangan yang kuat, agar harga kebutuhan pokok tidak melonjak seenaknya dan tidak membebani masyarakat,” tegas Idham.

Selain itu, FPB juga meminta pemerintah memperketat pengawasan rantai distribusi dari petani hingga ke pasar, guna mencegah adanya permainan harga oleh oknum tertentu di tengah berkurangnya stok pasokan.

"Kami menduga ada celah yang dimanfaatkan oleh spekulan di tengah situasi pasokan terbatas. Pemerintah wajib mengawasi jalur distribusi agar harga tetap wajar dan terjangkau oleh masyarakat," tambahnya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan