Desa Sudi Mampir Jadi Percontohan Ketahanan Pangan di Ogan Ilir

Peternakan bebek Desa Sudi Mampir yang menjadi contoh ketahanan pangan. -Foto : Isro Antoni-

“Kami dapat jatah telur gratis seminggu sekali. Anak-anak juga suka lihat bebek dan lele. Suasana jadi ramai dan hidup,” kata Nursiah.

Bagi pemuda desa seperti Joni (23), keterlibatan dalam program budidaya ini menjadi pengalaman pertama bekerja di sektor perikanan. Ia kini bertugas merawat keramba dan memberi pakan ikan setiap pagi dan sore.

“Saya belajar banyak soal budidaya. Siapa tahu nanti bisa buka usaha sendiri,” ucapnya optimistis.

Program ini tak hanya berhenti pada ketahanan pangan, tetapi juga dikembangkan menjadi destinasi edukasi dan pelatihan masyarakat. Pemerintah desa berencana menjadikan lokasi ini sebagai tempat belajar bagi pelajar, mahasiswa, dan warga desa lain yang ingin mengembangkan usaha serupa.

Kepala Desa Sudi Mampir, Sulaiman, mengatakan bahwa pihaknya tengah menyiapkan proposal untuk menjalin kerja sama dengan universitas lokal dan Balai Penyuluhan Pertanian. Ia berharap kolaborasi ini dapat memperkuat fondasi desa dalam sektor pangan dan kewirausahaan.

“Kami ingin program ini terus berkelanjutan. Ke depan, kami rencanakan ada pelatihan, magang, hingga pemasaran produk secara digital,” ujar Sulaiman.

Ketahanan pangan bukan hanya tanggung jawab pemerintah pusat, tetapi juga butuh peran aktif dari tingkat desa. Desa Sudi Mampir menunjukkan bahwa dengan lahan terbatas dan sinergi kuat antara aparat dan warga, ketahanan pangan dapat tercapai.

“Kami harap ini jadi inspirasi bagi desa lain. Jangan malu memanfaatkan pekarangan. Tanam, ternak, dan budidaya bisa jadi sumber gizi dan penghasilan,” pungkas Bripka Iduwar. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan