Man of the Match Udinese vs AC Milan: Leao Tunjukkan Magisnya!

Man of the Match Udinese vs AC Milan: Leao Tunjukkan Magisnya! Fhoto: Tangkapan Layar Facebook Jokerbola--
KORANPALPOS.COM- Angin malam di Friuli berhembus kencang, tapi AC Milan datang dengan tekad yang lebih panas dari bara api. Sabtu dini hari WIB, 12 April 2025, Rossoneri bertamu ke markas Udinese dalam lanjutan pekan ke-32 Serie A.
Setelah dua hasil mengecewakan, tekanan berada di pundak pasukan Sergio Conceicao. Namun di tengah tekanan itu, seorang bintang bersinar paling terang: Rafael Leao.
Dari peluit pertama, Leao tampil penuh determinasi. Bermain di sisi kiri serangan, sang winger asal Portugal menjadi mimpi buruk bagi bek-bek Udinese.
Pergerakannya lincah, gerakannya penuh tipu daya, dan setiap sentuhannya mengandung ancaman.
BACA JUGA:Hasil FP1 Qatar 2025: Ducati Mengaum, Mario Aji Bikin Kejutan!
BACA JUGA:Pertarungan Sengit! Indonesia vs Korea Utara: Siapa Lolos ke Semifinal Piala Asia U-17?
Laga baru berjalan 17 menit ketika sihirnya mulai mempengaruhi permainan. Leao menusuk dari sisi kiri, menggiring bola melewati dua pemain sebelum mengirimkan umpan silang terukur ke mulut gawang yang diselesaikan dengan sempurna oleh Luka Jovic. Assist cantik, dan Milan unggul.
Namun, Leao belum selesai. Ia masih memiliki satu mahakarya lagi. Di menit ke-61, saat Milan unggul dua gol, dia menunjukkan kualitas kelas dunia.
Menerima umpan lambung dari Tijjani Reijnders, Leao mengontrol bola dengan dada, lalu melepaskan tembakan setengah voli ke pojok kanan gawang.
Bola melesat deras, dan penjaga gawang Udinese hanya bisa terdiam. Gol spektakuler itu seakan menyegel takhta Man of the Match miliknya.
BACA JUGA:Leo/Bagas Melaju ke Babak Semifinal BAC 2025
BACA JUGA:Alasan Salah Pilih Bertahan di Liverpool
Statistiknya berbicara lantang. Dalam 83 menit bermain, Leao hanya butuh dua tembakan salah satunya berbuah gol. Ia mencatatkan 18 umpan akurat dari 21 percobaan, 4 sentuhan di kotak penalti lawan, dan lima kali mengirim bola ke area sepertiga akhir.
Bahkan tanpa bola, kontribusinya terasa nyata. 39 sentuhan bola, dengan gerakan tanpa bola yang kerap membuka ruang bagi rekan setimnya.