Propaganda yang Sudutkan RI

Ilustrasi-Foto: Antara-
JAKARTA - Kementerian Pertahanan (Kemhan) mengatakan bahwa narasi yang menyebutkan bahwa korban tewas oleh penyerangan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Yahukimo, Papua, merupakan agen intelijen dari TNI itu merupakan propaganda yang hendak menyudutkan Pemerintah Republik Indonesia (RI) dan TNI.
Kepala Biro Informasi dan Humas Kementerian Pertahanan Frega Wenas meminta agar seluruh pihak bersifat jeli dalam menerima narasi disinformasi dan malinformasi tersebut, karena korban betul-betul merupakan warga sipil yang sedang mendulang tambang emas secara ilegal.
"Jadi propaganda yang dilakukan dengan menyebutkan bahwa itu adalah agen intelijen dari TNI itu sama sekali tidak benar," kata Frega di Kantor Kemhan, Jakarta, Kamis (10/4).
BACA JUGA:Perkuat RI-Turki Dukung Perdamaian di Palestina
BACA JUGA:BNPT Ingatkan Ancaman Terorisme
Menurut dia, hadirnya TNI di Papua adalah bentuk hadirnya negara dengan melakukan operasi dalam berbagai pendekatan, mulai dari kesejahteraan, pendidikan, ekonomi, hingga keamanan.
Terlebih lagi, hadirnya TNI itu dilakukan untuk merespons keberadaan KKB atau OPM (Organisasi Papua Merdeka).
"Kita menginginkan Papua itu yang sejahtera sama seperti provinsi-provinsi lain yang ada di Indonesia," kata dia.
BACA JUGA:PDIP Dukung Kebijakan Meski Megawati dan Prabowo tak Bertemu
BACA JUGA:Wamendagri Tegaskan Komitmen Dukung IPDN
Dia menjelaskan ada sebanyak 11 orang warga sipil yang meninggal akibat serangan sadis yang dilakukan KKB di Yahukimo.
Pemerintah pun mengedepankan aparat kepolisian untuk mengevakuasi korban, sebagai bukti bahwa tidak ada prajurit TNI yang menjadi korban.
Menurut dia, narasi yang disampaikan KKB tentang TNI harus diluruskan. Sebab mereka menyampaikan narasi ke pihak-pihak luar negeri, baik individu maupun organisasi sipil untuk menyebarkan propaganda.