Kerajinan Purun : Warisan Budaya Ramah Lingkungan yang Kian Diminati

Dari anyaman tangan hingga solusi ramah lingkungan-foto:Istimewa-

Setelah dipanen, batang purun dikeringkan di bawah sinar matahari hingga kadar airnya berkurang. Proses pengeringan ini sangat penting untuk memastikan daya tahan produk.

Setelah kering, purun kemudian direndam dalam air untuk membuatnya lebih lentur dan mudah dianyam.

BACA JUGA:Makna di Balik Ibadah Puasa

BACA JUGA:Pose Foto Ala Piknik Aesthetic : Tren Fotografi yang Sedang Digandrungi

Para pengrajin menggunakan teknik anyaman tradisional yang diwariskan secara turun-temurun.

Bentuk dan desain produk bergantung pada kreativitas pengrajin, mulai dari pola sederhana hingga motif yang lebih rumit dan artistik.

Kerajinan purun memiliki dampak positif bagi ekonomi lokal. Banyak pengrajin yang menggantungkan hidup dari produksi dan penjualan kerajinan ini.

Dengan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap produk ramah lingkungan, permintaan pasar terhadap kerajinan purun juga semakin meningkat, baik di dalam negeri maupun luar negeri.

Dari segi lingkungan, pemanfaatan purun sebagai bahan baku kerajinan membantu mengurangi ketergantungan pada plastik dan material sintetis lainnya.

Produk seperti tas purun telah menjadi alternatif pengganti kantong plastik di beberapa daerah.

Selain itu, tanaman purun sendiri memiliki peran penting dalam menjaga ekosistem lahan basah, karena mampu menyerap karbon dan mencegah erosi tanah.

Meski memiliki potensi besar, industri kerajinan purun masih menghadapi beberapa tantangan.

Salah satu kendala utama adalah ketersediaan bahan baku yang dipengaruhi oleh perubahan lingkungan, seperti alih fungsi lahan rawa menjadi area pertanian atau permukiman.

Selain itu, regenerasi pengrajin muda juga menjadi perhatian, karena minat generasi muda terhadap kerajinan tradisional mulai berkurang.

Namun, berbagai upaya telah dilakukan untuk menjaga keberlanjutan kerajinan ini.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan