Ajarkan Anak Berpuasa dengan Menyenangkan

Reporter: Dahlia |

Editor: Yuli |

Selasa , 25 Feb 2025 - 21:21

Ilustrasi anak berbuka puasa.-foto:dokumen palpos-

Pendekatan dengan paksaan justru bisa memunculkan perasaan negatif dan ketakutan.

Sebaliknya, orang tua harus memberikan motivasi dengan cara yang menyenangkan.

Salah satu pendekatan yang bisa dilakukan adalah mengajak anak untuk berpuasa secara bertahap, misalnya dengan mencoba puasa setengah hari terlebih dahulu.

Dengan cara ini, anak bisa belajar beradaptasi dengan konsep berpuasa tanpa merasa terbebani.

“Anak-anak yang terbiasa diberikan apresiasi dan dukungan positif dari orang tua cenderung lebih semangat dalam menjalankan ibadah, dibandingkan dengan anak-anak yang dipaksa atau diancam,” ujarnya.

Salah satu tantangan bagi anak yang baru belajar berpuasa adalah menahan rasa lapar dan haus.

Untuk membantu mereka melewati waktu berpuasa dengan lebih nyaman, orang tua bisa mengajak anak melakukan kegiatan yang menyenangkan dan tidak terlalu melelahkan.

Sani menyarankan beberapa aktivitas kreatif seperti melukis, bermain puzzle, membaca buku cerita bertema Ramadhan, atau merakit lego. Kegiatan ini dapat mengalihkan perhatian anak dari rasa lapar sekaligus memberikan manfaat edukatif.

Sebaliknya, orang tua perlu menghindari aktivitas yang berisiko membuat anak cepat lelah, seperti berlari-larian atau bermain di bawah terik matahari.

“Kurangi aktivitas fisik yang berat agar anak tidak mudah lemas atau dehidrasi,” jelasnya.

Makanan memiliki peran penting dalam menunjang energi anak selama berpuasa. Oleh karena itu, orang tua bisa melibatkan anak dalam menentukan menu sahur dan berbuka puasa.

“Jika anak diberikan kebebasan untuk memilih makanan yang mereka suka, mereka akan lebih termotivasi untuk berpuasa,” ungkap Sani.

Namun, penting bagi orang tua untuk tetap memastikan bahwa pilihan makanan anak tetap bergizi dan mencukupi kebutuhan nutrisinya.

ajarkan anak berpuasa dengan menyenangkan                            koranpalpos.com – mengajarkan anak untuk berpuasa sejak dini bisa menjadi pengalaman yang menyenangkan jika dilakukan dengan metode yang tepat.
psikolog anak dan keluarga dari universitas indonesia (ui), sani b.
hermawan, menekankan bahwa pendekatan yang menyenangkan dan tanpa paksaan akan membantu anak menjalani ibadah puasa dengan lebih baik.
salah satu cara agar anak merasa bahagia saat berpuasa adalah dengan membangun suasana yang positif di rumah.
baca juga:harus ada campur tangan pemerintah : harga bahan pokok di palembang naik jelang ramadan !
baca juga:hasil reses dprd sumsel jadi bahan rencana pembangunan 
sani menyarankan agar orang tua membangun antusiasme anak dengan membuat rencana berbuka puasa yang menarik.
“misalnya, ‘nanti kita buka puasa makan apa yuk’ atau mengajak anak untuk memilih menu favoritnya untuk berbuka. dengan begitu, anak akan merasa lebih antusias menjalankan puasanya,” kata sani. 
selain itu, menciptakan suasana ramadhan yang meriah di rumah juga dapat meningkatkan semangat anak. orang tua bisa mendekorasi rumah dengan tulisan atau hiasan bertema ramadhan.
misalnya, dengan menuliskan “selamat berpuasa” atau “marhaban ya ramadhan” di ruang keluarga atau dapur.
baca juga: jaga kekhusyukan ramadan : tempat hiburan malam wajib setop operasi !
baca juga:tol palembang-betung siap jadi jalur alternatif mudik lebaran 2025 : waktu tempuh bisa hemat 2 jam
“dengan cara ini, anak akan merasa bahwa bulan puasa adalah sesuatu yang spesial dan layak dirayakan. bukan malah merasa terbebani dengan kewajiban puasa,” tambahnya.
menurut sani, penting bagi orang tua untuk tidak memberikan ancaman atau hukuman jika anak tidak berhasil berpuasa penuh.
pendekatan dengan paksaan justru bisa memunculkan perasaan negatif dan ketakutan.
sebaliknya, orang tua harus memberikan motivasi dengan cara yang menyenangkan.
baca juga:profil rosan roeslani : ceo danantara yang siap bawa investasi ri ke level global !
baca juga:siapa dony oskaria ? coo danantara yang berpengalaman di bumn dan korporasi
salah satu pendekatan yang bisa dilakukan adalah mengajak anak untuk berpuasa secara bertahap, misalnya dengan mencoba puasa setengah hari terlebih dahulu.
dengan cara ini, anak bisa belajar beradaptasi dengan konsep berpuasa tanpa merasa terbebani.
“anak-anak yang terbiasa diberikan apresiasi dan dukungan positif dari orang tua cenderung lebih semangat dalam menjalankan ibadah, dibandingkan dengan anak-anak yang dipaksa atau diancam,” ujarnya.
salah satu tantangan bagi anak yang baru belajar berpuasa adalah menahan rasa lapar dan haus.
untuk membantu mereka melewati waktu berpuasa dengan lebih nyaman, orang tua bisa mengajak anak melakukan kegiatan yang menyenangkan dan tidak terlalu melelahkan.
sani menyarankan beberapa aktivitas kreatif seperti melukis, bermain puzzle, membaca buku cerita bertema ramadhan, atau merakit lego. kegiatan ini dapat mengalihkan perhatian anak dari rasa lapar sekaligus memberikan manfaat edukatif.
sebaliknya, orang tua perlu menghindari aktivitas yang berisiko membuat anak cepat lelah, seperti berlari-larian atau bermain di bawah terik matahari.
“kurangi aktivitas fisik yang berat agar anak tidak mudah lemas atau dehidrasi,” jelasnya.
makanan memiliki peran penting dalam menunjang energi anak selama berpuasa. oleh karena itu, orang tua bisa melibatkan anak dalam menentukan menu sahur dan berbuka puasa.
“jika anak diberikan kebebasan untuk memilih makanan yang mereka suka, mereka akan lebih termotivasi untuk berpuasa,” ungkap sani.
namun, penting bagi orang tua untuk tetap memastikan bahwa pilihan makanan anak tetap bergizi dan mencukupi kebutuhan nutrisinya.
pilihlah makanan yang kaya akan protein, serat, dan karbohidrat kompleks agar anak tetap berenergi sepanjang hari.
memberikan apresiasi kepada anak yang berhasil menjalankan puasa, baik setengah hari maupun penuh, juga menjadi faktor penting dalam membangun motivasi mereka.
bentuk apresiasi tidak harus berupa hadiah besar, tetapi bisa berupa pujian, pelukan, atau kegiatan menyenangkan bersama keluarga.
“misalnya, setelah berbuka puasa, orang tua bisa mengajak anak menonton film favoritnya atau membaca buku cerita sebelum tidur sebagai bentuk apresiasi,” katanya.
selain itu, orang tua juga bisa membuat tabel pencapaian puasa untuk anak.
setiap kali anak berhasil menjalankan puasanya, mereka bisa mendapatkan bintang atau stiker sebagai penghargaan kecil.
ini akan membuat anak merasa bangga dengan usaha mereka dan semakin termotivasi untuk melanjutkan puasa.
selain mengajarkan anak tentang cara berpuasa, orang tua juga perlu menjelaskan makna di balik ibadah ini.
menurut sani, puasa bukan hanya sekadar menahan lapar dan haus, tetapi juga melatih kesabaran, rasa syukur, dan kepedulian terhadap sesama.
orang tua bisa mengajarkan nilai-nilai ini melalui cerita-cerita islami yang sesuai dengan usia anak.
“bacakan kisah-kisah inspiratif tentang nabi dan sahabat yang mengajarkan tentang keutamaan puasa dan berbagi dengan sesama,” sarannya.
selain itu, mengajak anak untuk ikut serta dalam kegiatan sosial, seperti berbagi makanan dengan tetangga atau orang yang membutuhkan, juga dapat membantu mereka memahami pentingnya kepedulian terhadap sesama selama bulan ramadhan.
mengajarkan anak berpuasa dengan cara yang menyenangkan akan membantu mereka menjalani ibadah ini dengan penuh semangat dan kebahagiaan.
dengan menciptakan suasana yang positif, menghindari tekanan, mengalihkan perhatian anak dengan kegiatan menarik, serta memberikan apresiasi atas usaha mereka, anak akan lebih termotivasi untuk berpuasa.
selain itu, memberikan pemahaman tentang makna puasa sejak dini akan membentuk karakter anak agar lebih sabar, bersyukur, dan peduli terhadap sesama.
dengan pendekatan yang tepat, ramadhan bisa menjadi momen berharga bagi anak untuk belajar dan tumbuh dalam suasana penuh kebahagiaan dan keberkahan.
“kuncinya adalah kesabaran dan kreativitas orang tua dalam mendampingi anak selama bulan ramadhan,” tutup sani.*

Tag

Share

Koran Edisi Terbaru

Baca Koran Palembang Pos 27 Februari 2025

Berita Terkini

Berita Terpopuler

Berita Pilihan