Waduh Gawat ! Asupan Gula Tinggi Bisa Berisiko Gangguan Mental
Panekuk salah satu makanan manis. -Foto : ANTARA -
Jadi karbohidrat kalau dipecah atau dimetabolisme sama tubuh akan menjadi gula sederhana, salah satunya glukosa.
Ia menyampaikan hampir 20 persen dari asupan karbohidrat terutama glukosa akan digunakan sebagai energi sama otak karena sebagai sumber energinya yang dominan.
Namun, glukosa yang terlalu tinggi yang ada di badan itu juga harus diperhitungkan tidak bisa banyak.
dr. Rozana menjelaskan mengonsumsi gula berlebih berdampak salah satunya pada fungsi memori otak. Glukosa yang tinggi akan memicu keluarnya dopamin (hormon rasa gembira rasa senang), sehingga menimbulkan efek adiktif atau kecanduan.
"Akibatnya dia minum atau makan gula hatinya senang, akhirnya membuat kita merasa bahwa itu adalah suatu solusi mau lagi-mau lagi," ujar dia.
"Bahkan orang di Amerika juga sudah menyebutkan bahwa efek adiktif dari gula ternyata memang memiliki asosiasi atau manfaat yang ternyata sama tidak baiknya seperti narkotik atau obat-obatan terlarang karena dia memiliki efek adiksi. Jadi misalnya hari ini minum teh manis satu sendok makan sudah cukup, ternyata besok untuk menciptakan rasa dengan pengeluaran dopamin yang sama besarnya seperti kemarin tidak bisa dengan satu sendok makan harus ditambahin," lanjut dia.
Selain itu, dr. Rozana menambahkan asupan gula yang berlebih dari sisi kognitif juga mengganggu segi memori, salah satunya bisa menyebabkan jadi sering lupa.
"Jadi orang yang mengonsumsi tinggi karbohidrat ternyata memang karena tadi efeknya sama si dopamin, neurotransmiternya tadi dia juga terkait dengan memorinya, jadi sering kaya sering lupa. Jadi kalau orang sering lupa-lupa coba deh jangan-jangan kebanyakan minum gula," kata dia. (ant)