Perbandingan UMSK di 7 Daerah Sumsel 2025 : Kota Prabumulih Turun Menjadi Rp3.200.000 !
Perbedaan besaran UMSK ini mencerminkan kondisi ekonomi, sektor industri yang dominan, serta kebijakan pemerintah daerah yang beragam-Foto : Dokumen Palpos-
7. Ogan Ilir
Kabupaten Ogan Ilir, yang sebagian besar sektor ekonominya bergantung pada pertanian dan perkebunan, akan memiliki UMSK sebesar Rp 2.600.000 pada tahun 2025.
Penetapan ini berfokus pada sektor-sektor yang lebih padat karya dengan hasil yang bergantung pada alam, menyebabkan penurunan pada besaran UMSK dibandingkan dengan daerah industri besar.
Dari perbandingan di atas, dapat terlihat bahwa perbedaan UMSK antar daerah di Sumsel sangat dipengaruhi oleh struktur ekonomi lokal, dominasi sektor industri, serta kebutuhan pasar tenaga kerja di masing-masing daerah.
Palembang sebagai kota terbesar dengan sektor jasa, perdagangan, dan manufaktur yang berkembang pesat tentu menetapkan upah yang lebih tinggi.
Sementara itu, daerah yang mengandalkan sektor pertambangan, pertanian, dan perkebunan, seperti Muara Enim, Prabumulih, dan Ogan Ilir, memiliki UMSK yang lebih rendah.
Sektor yang Terkena Dampak oleh Perbedaan UMSK
1. Industri Manufaktur
Daerah seperti Palembang yang memiliki sektor manufaktur yang besar akan merasakan dampak langsung dari besaran UMSK yang lebih tinggi.
Pabrik-pabrik dan perusahaan manufaktur harus memperhitungkan upah yang lebih tinggi untuk tenaga kerja mereka, yang bisa meningkatkan biaya produksi. Namun, ini juga bisa menarik tenaga kerja terampil yang lebih besar.
2. Sektor Pertambangan dan Energi
Di daerah seperti Prabumulih dan Muara Enim, yang memiliki sektor pertambangan dan energi dominan, perbedaan UMSK mungkin tidak terlalu terasa dalam jangka pendek karena sektor ini lebih mengandalkan tenaga kerja terampil dan profesional.
Meskipun begitu, upah yang lebih rendah di daerah ini bisa membuat sektor ini tetap kompetitif dalam menarik tenaga kerja lokal.
3. Sektor Pertanian dan Perkebunan
Di daerah seperti Muratara, Banyuasin, dan Ogan Ilir, yang memiliki sektor pertanian dan perkebunan sebagai pilar ekonomi, upah minimum yang lebih rendah akan lebih cocok dengan karakteristik sektor tersebut yang cenderung lebih bergantung pada tenaga kerja kasar.