Tanaman Greater Dodder : Ancaman Potensial bagi Pertanian dan Lingkungan

Tanpa klorofil, tanaman ini mengandalkan inangnya untuk bertahan hidup, melilit batang dan menyedot nutrisi yang menyebabkan tanaman inang lemah hingga mati-Foto: instagram@masato2196-

Sebagai parasit, Cuscuta campestris memiliki kemampuan untuk menyerang berbagai jenis tanaman, termasuk tanaman pangan seperti tomat, kentang, cabai, serta tanaman hias.

Sebagai parasit yang kuat, Greater Dodder menyebar dengan sangat cepat, terutama di kawasan yang memiliki iklim panas dan lembap.

BACA JUGA:Jamur Kuping Dapat Mendukung Pertumbuhan dan Menambah Tinggi Badan

BACA JUGA:Brem Dapat Meningkatkan Kadar Hormon dan Menyehatkan Kulit

Tanaman ini menyebar melalui biji yang terbawa angin, air, atau bahkan melalui alat pertanian yang terkontaminasi.

Di daerah-daerah pertanian yang padat, seperti perkebunan dan lahan pertanian, penyebarannya bisa sangat merusak, karena tanaman inang yang terinfeksi akan cepat melemah dan mati.

Pengaruh buruk dari tanaman ini terhadap lingkungan sangat signifikan.

Selain mengurangi hasil pertanian, Greater Dodder juga dapat mengganggu keseimbangan ekosistem.

Tanaman ini tidak hanya mengurangi hasil panen, tetapi juga mengancam keberagaman hayati dengan mengurangi jumlah tanaman yang tumbuh subur di suatu area.

Selain itu, pengendalian dan pemberantasan tanaman ini memerlukan usaha yang besar dan biaya yang tidak sedikit, karena dapat menginfeksi berbagai tanaman dalam waktu yang singkat.

Tanaman yang paling rentan terhadap serangan Greater Dodder adalah tanaman yang memiliki batang yang lebih lembut dan mudah dililit oleh parasit.

Beberapa tanaman yang sering menjadi inang dari Cuscuta campestris antara lain tomat, cabai, paprika, kentang, dan berbagai jenis tanaman hortikultura lainnya.

Di Indonesia, serangan tanaman ini sering ditemukan pada tanaman sayuran yang dibudidayakan di daerah dataran tinggi seperti Jawa Barat, Bali, dan Sumatera.

Jika tidak ditangani dengan tepat, infeksi Greater Dodder dapat menyebabkan kerugian besar dalam sektor pertanian.

Keberadaannya dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas hasil pertanian, sehingga menurunkan pendapatan petani.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan