Muara Enim Kembangkan Teknik Pengelolaan Sampah Tingkat Desa dengan Teknologi Inovatif

Pemerintah Kabupaten Muara Enim, mengembangkan teknik pengelolaan sampah tingkat desa melalui teknologi MPS- 100--
Selain itu, sosialisasi dilakukan secara berkelanjutan dengan melibatkan kelompok masyarakat, pelajar, hingga organisasi masyarakat setempat.
“Sosialisasi ini diadakan tidak hanya untuk memberikan pengetahuan teknis, tetapi juga untuk mendorong pola pikir baru di kalangan warga desa. Kami ingin masyarakat melihat sampah sebagai sumber daya, bukan masalah,” jelas Panca.
BACA JUGA:Wisudawan Mampu Bersaing dan Ciptakan Lapangan Kerja
BACA JUGA:Antisipasi Gangguan Listrik : Siapkan Genset Pelaksanaan Seleksi PPPK !
Salah satu aspek yang ditekankan dalam program ini adalah potensi ekonomi dari pengelolaan sampah.
Selain mengurangi dampak buruk terhadap lingkungan, pengelolaan limbah plastik dengan teknologi MPS-100 dapat membuka peluang usaha baru bagi masyarakat desa.
Produk daur ulang yang dihasilkan dapat dipasarkan, baik di tingkat lokal maupun regional.
“Di desa-desa yang telah mulai mengadopsi teknologi ini, kami melihat adanya peningkatan pendapatan bagi warga. Contohnya, ibu-ibu rumah tangga kini bisa membuat kerajinan dari limbah plastik yang kemudian dijual di pasar lokal,” ujar Panca.
BACA JUGA:Pj Bupati Muaraenim : Terima Kasih Atas Dedikasi Kaum Ibu Terhadap Pembangunan !
BACA JUGA:Dukung Ketahanan Pangan : Polres Musi Rawas Fokus Program Pekarangan Bergizi Satu Desa Per kecamatan
Salah satu peserta sosialisasi, Nuraini, mengungkapkan rasa antusiasnya terhadap program ini.
“Kami sering kesulitan mengatasi limbah plastik karena jumlahnya sangat banyak. Dengan adanya teknologi seperti ini, kami jadi tahu cara mengolahnya menjadi barang berguna. Saya bahkan sudah punya ide untuk membuat pot bunga dari plastik bekas,” katanya.
Meskipun program ini mendapat sambutan positif, Panca menyadari adanya tantangan dalam implementasi teknologi MPS-100 di tingkat desa.
Salah satunya adalah keterbatasan pengetahuan teknis masyarakat dan minimnya alat pendukung di beberapa wilayah terpencil.
Untuk mengatasi hal ini, pemerintah berkomitmen memberikan pelatihan lanjutan dan menyediakan alat pengolahan sampah secara bertahap.