Bentrok Suporter Sepak Bola di Guinea Tewaskan 56 Orang : Tragedi Kelam di Nzerekore !

Seorang bocah berusaha diselamatkan orang tuanya saat terjadi kerusuhan saat pertandingan sepak bola-Foto : Antara-

BACA JUGA:Ronaldo Kwateh Kembali Berjuang di Timnas Indonesia untuk ASEAN Championship 2024

Sayangnya, pintu-pintu tersebut tidak cukup memadai untuk menampung arus massa, sehingga terjadi desak-desakan yang berujung pada tragedi.

Rekaman video yang telah diverifikasi oleh Reuters menunjukkan puluhan orang mencoba melarikan diri dengan memanjat tembok stadion, sementara yang lain terjebak dalam himpitan massa.

Sebagian besar korban jiwa dilaporkan adalah anak-anak di bawah umur yang terjebak dalam kekacauan tersebut.

BACA JUGA:Shin Tae-yong Andalkan Hokky Caraka Gantikan Rafael Struick di Piala AFF 2024

BACA JUGA:Kadek Arel Priyatna Yakin Timnas Indonesia Bisa Juara Piala AFF 2024

Pejabat pemerintah setempat yang enggan disebutkan namanya mengatakan, "Banyak orang tua bergegas mengambil jenazah anak-anak mereka bahkan sebelum proses penghitungan resmi selesai. Itu adalah pemandangan yang sangat memilukan."

Selain korban jiwa, puluhan orang lainnya dilaporkan mengalami luka serius akibat terinjak-injak atau sesak napas. Rumah sakit di Nzerekore dilaporkan kewalahan menangani korban yang terus berdatangan.

Tragedi ini memicu kritik tajam terhadap panitia penyelenggara dan pemerintah Guinea.

Mantan Presiden Guinea, Alpha Conde, menyebut tragedi tersebut sebagai bukti lemahnya organisasi acara di tengah ketegangan politik yang melanda negara itu.

"Di tengah situasi negara yang tidak stabil, penyelenggaraan turnamen semacam ini tanpa pengelolaan yang baik hanya menambah risiko tragedi. Ini adalah peringatan besar bagi pemerintah," ujar Conde.

Kelompok oposisi National Alliance for Change and Democracy (NACD) bahkan menuding pemerintah menggunakan turnamen ini sebagai alat politik untuk menggalang dukungan bagi Doumbouya.

Junta militer yang dipimpin oleh Doumbouya sebelumnya telah menyepakati masa transisi menuju pemilu selama dua tahun sejak 2022.

Namun hingga kini belum ada tanda-tanda pelaksanaan pemilu.

Situasi ini memicu protes besar-besaran yang sering berujung pada bentrokan berdarah.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan