PLN Berhasil Jaring 14 Kerja Sama Global dalam COP28

PLN Berhasil Jaring 14 Kerja Sama Global dalam COP28.--Foto: Ist

BACA JUGA:Ekonomi Sumsel 2024 Tumbuh hingga 5,7 Persen

Lewat kerja sama ini, PLN akan mengembangkan utilisasi hidrogen melalui proses elektrolisa dan mengolahnya menjadi listrik untuk melayani daerah pelosok. Tak hanya itu, kedua belah pihak juga bersepakat untuk bersama-sama dalam studi pengembangan pembangkit listrik baseload dan non-intermittent berbasis EBT, baterai, dan hidrogen. Termasuk potensi pembentukan Join Venture Company dalam pengembangan proyek EBT di daerah 3T (Terluar, Terdepan, Terpencil). Khususnya di wilayah Indonesia Timur, dengan penekanan awal di Sumba, Nusa Tenggara Timur.

Kesebelas, PT PLN (Persero) juga menyepakati kerja sama dengan Abu Dhabi National Energy Company, PJSC (TAQA). Mengembangkan transmission grid interconnection dan smart grid di Indonesia. Kolaborasi antara PLN dan TAQA merupakan upaya mempercepat transisi energi. 

Melalui pengembangan peningkatan jaringan transmisi dan interkoneksi. Mengembangkan dan menerapkan teknologi smart grid untuk memungkinkan pengelolaan dan distribusi sumber energi terbarukan yang efektif dan stabil.

Kedua belas, PT PLN (Persero) melalui sub holding PLN Nusantara Power (PLN NP) menyepakati kerja sama dengan perusahaan asal Singapura, Sembcorp Utilities Pte Ltd dalam pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas 50 Megawatt (MW) di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.

BACA JUGA:PLN Siaga Nataru 2024 : Jamin Tak Ada Pemadaman Listrik !

BACA JUGA:Polisi Fokus Antisipasi Kemacetan dan Lakalantas Jelang Natal

Ketiga belas, PT PLN (Persero) melalui Sub Holding PLN Nusantara Power (PLN NP) menyepakati kerja sama dengan PT Bukit Asam Tbk dalam utilisasi Fly Ash dan Bottom Ash (FABA) milik PLTA Bukit Asam sebagai bahan penetralisir air asam bekas tambang di wilayah konsesi pertambangan batu bara PT Bukit Asam.

Keempat belas, PT PLN (Persero) melalui Sub Holding PLN Nusantara Power (PLN NP) menyepakati kerja sama dengan Korean Hydro & Nuclear Power (KHNP) Co. Ltd dalam menjajaki pra kajian kelayakan pembangkit listrik tenaga nuklir di Indonesia dengan teknologi small modular reactor.

Darmawan memaparkan, emisi yang dihasilkan dari sektor ketenagalistrikan Indonesia saat ini sekitar 260 juta metrik ton. Jika dibiarkan, maka jumlah tersebut akan meningkat menjadi 1 miliar metrik ton pada tahun 2060.  (nik/adv)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan