Bitcoin Melonjak 40 Persen di November 2024 : Sentimen Investor Kripto Tetap Kuat !

Di tengah kondisi ini, aset kripto—terutama Bitcoin—mulai dilirik sebagai alternatif investasi jangka panjang oleh investor global maupun domestik-Foto : Dokumen Palpos-

BACA JUGA:Pasar Kripto Punya Daya Tarik Kuat di Kalangan Investor : Pemulihan Harga Bitcoin dan Ethereum !

Exponential Moving Average (EMA) 100 hari, yang menunjukkan tren harga dalam jangka menengah.

"Indikator teknikal seperti Relative Strength Index (RSI) juga menunjukkan pemulihan dari zona jenuh jual, memperkuat potensi kenaikan harga dalam jangka pendek," jelas Fyqieh.

Bitcoin berhasil menembus level resistensi lama di 94.500 dolar AS, yang kini berubah menjadi level support baru.

BACA JUGA:Analis Kripto Sebut Bitcoin Berpotensi 'Bullish' pada Akhir Mei 2024

BACA JUGA:Bitcoin Berada di Titik Terendah Sementara Waktu : Peluang dan Tantangan bagi Investor !

Hal ini memberikan keyakinan bahwa BTC memiliki peluang besar untuk mencapai angka psikologis 100.000 dolar AS (sekitar Rp1,58 miliar) pada akhir Desember 2024.

"Pengujian ulang di level 94.500 dolar AS menegaskan tren bullish. Jika Bitcoin dapat mempertahankan momentum ini, target harga di akhir tahun menjadi sangat realistis," ujar Fyqieh.

Namun, meskipun tren bullish mendominasi, BTC masih menghadapi risiko koreksi dalam jangka pendek.

"Koreksi adalah bagian dari dinamika pasar, tetapi indikator teknikal menunjukkan potensi jangka panjang yang menjanjikan," tambahnya.

Optimisme terhadap Bitcoin juga dipicu oleh akumulasi besar-besaran oleh institusi keuangan global.

Salah satu yang menjadi perhatian adalah perusahaan China, SOS Limited, yang mengumumkan rencananya untuk membeli Bitcoin senilai 50 juta dolar AS.

"Langkah seperti ini memberikan sinyal positif terhadap kekuatan fundamental pasar kripto. Ketika institusi besar terlibat, hal ini meningkatkan kepercayaan investor ritel terhadap potensi Bitcoin," kata Fyqieh.

Selain itu, pasar kripto secara umum menunjukkan pemulihan yang signifikan setelah beberapa bulan menghadapi tekanan regulasi di berbagai negara.

Di AS, misalnya, kebijakan moneter yang lebih longgar setelah kemenangan Donald Trump diyakini akan menciptakan lingkungan yang lebih kondusif bagi aset digital.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan