Puncak Musim Hujan : Fokus Pencegahan dan Antisipasi Bencana !
Musibah bencana tanah longsor dan banjir, yang merupakan 2 diantara bencana di Sumsel yang pernah terjadi tahun lalu. -Foto : Disway-
KORANPALPOS.COM – Kewaspadaan terhadap potensi bencana alam memasuki puncak musim hujan pada November 2024 di Sumsel semakin difokuskan.
Kondisi harus jadi prioritas pemerintah sebagai upaya mencegah dan melakukan antisipasi sekaligus persiapan pemerintah provinsi (Pemprov) Sumsel jika timbul kemungkinan terburuk bencana alam seperti banjir dan tanah longsor.
Upaya yang dilakukan dengan tindakan cepat, tepat, efisien dan efektif mengingat pada tahun sebelumnya, bencana yang dominan terjadi adalah banjit dan tanah longsor.
BACA JUGA:Ciptakan Pilkada 2024 yang Damai : Doa Bersama di Monpera !
BACA JUGA:5 Kabupaten Rawan Banjir Bandang di Sumatera Selatan : Masyarakat Diimbau Waspada !
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sumatera Selatan memetakan daerah rawan banjir bandang saat musim hujan.
Kabid Penanganan Darurat BPBD Sumsel Sudirman di Palembang, Kamis mengatakan dari pemetaan yang dilakukan terdapat sebanyak lima daerah rawan banjir bandang, yaitu Kabupaten Lahat, Musi Rawas, Musi Rawas Utara, Musi Banyuasin, dan Ogan Komering Ulu (OKU).
Ia menjelaskan banjir bandang di sejumlah daerah itu berdasarkan kejadian yang pernah terjadi pada awal 2024 dan tahun sebelumnya.
BACA JUGA:Pemprov Sumsel Perkuat Tugas dan Fungsi Saber Pungli
BACA JUGA:DBD Melonjak di Sumsel : Perkuat Sinergi Edukasi dan Pencegahan !
Kelima wilayah itu beberapa kali terjadi banjir akibat meluapnya Sungai Musi, Sungai Lematang, dan aliran sungai kecil lainnya.
Maka dari itu, BPBD Sumsel mengimbau warga yang memiliki rumah di pinggiran atau bantaran sungai untuk selalu waspada ketika terjadi hujan intensitas tinggi dengan waktu cukup lama.
“Daerah dataran tinggi di bagian Barat Sumsel menjadi wilayah yang patut diwaspadai terjadi banjir bandang dan tanah longsor. Sedangkan, untuk wilayah lebih rendah di bagian Timur Sumsel perlu diwaspadai banjir genangan akibat pengaruh pasang surut air laut dan banjir kiriman,” jelas Sudirman.