Awas ! Penyakit DBD Mulai Mengintai Kita

Ilustrasi nyamuk Aedes Aegefty penyebab Demam Berdarah Dangue (DBD)-Foto: Antara-

Sedangkan Endi, warga Kota Palembang lainnya berharap ada layanan khusus di Puskesmas atau rumah sakit untuk menangani layanan bagi penderita DBD. 

“Tinggal sekarang, kita selaku warga masyarakat dapat menjaga lingkungan bersih terutama menghindari penumpukan air di tempat-tempat terbuka yang dapat menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk,” tandasnya.

Selain itu, sejumlah warga Kota Palembang lainnya berharap adanya langkah-langkah nyata dan lebih tegas dari pemerintah  untuk mengatasi dan mencegah penyakit DBD ini. 

“Kondisi saat ini memang diperlukan sosialisasi dan edukasi tentang pencegahan DBD itu sendiri,” ujar Ruli,warga lainnya. 

Warga Palembang mengharapkan respons yang cepat dan efektif dari pemerintah setempat dalam menanggulangi penyebaran DBD agar dapat mencegah lebih banyak kasus dan melindungi kesehatan masyarakat Kota Palembang.

Sebelumnya, Kepala Bidang (Kabid) Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinkes Kota Palembang Yudhi Setiawan menyebutkan, beberapa tanda dan gejala DBD adalah sakit kepala, mual hingga muntah, nyeri di belakang mata, tulang, dan otot, muncul ruam kulit atau bercak kemerahan di kulit, radang tenggorokan yang diiringi dengan sulit menelan dan minum. 

Setelah fase awal, tanda-tanda demam berdarah biasanya diikuti oleh gejala tambahan yang menunjukkan penyebaran virus ke seluruh tubuh.

Termasuk peradangan seperti mimisan, gusi berdarah, BAB berwarna hitam atau gelap, serta muntah darah. Setelah itu, individu akan memasuki fase kritis selama 2-3 hari.

Pada tahap ini, banyak orang mungkin mengira telah pulih karena demam tinggi telah mereda, rasa sakit tubuh berkurang, dan beberapa gejala tambahan menghilang. 

"Namun, tahap ini seharusnya diwaspadai karena dapat menyebabkan Dengue Shock Syndrome (DSS) yang sangat berbahaya, bahkan berpotensi fatal," tegas Yudhi. 

Kendati itu, Yudhi menyebutkan berbagai upaya pencegahan sangat penting untuk melindungi masyarakat.

Rutin membersihkan tempat-tempat yang berpotensi menjadi sarang nyamuk, seperti bak mandi, vas bunga, dan tempat penampungan air.

Menggunakan larvasida atau bubuk abate untuk mengendalikan larva nyamuk di tempat-tempat yang sulit dibersihkan.

Juga dapat menggunakan kelambu pada tempat tidur untuk melindungi diri dari gigitan nyamuk pada waktu tidur, terutama di daerah dengan risiko tinggi penularan DBD.

Menerapkan pengelolaan sampah yang baik untuk mencegah penumpukan sampah yang dapat menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan