Masyarakat Diingatkan Waspada DBD di Musim Hujan
Petugas Dinas Kesehatan Kabupaten Lamongan melakukan pengecekan tampungan air dan edukasi penerapan prinsip 3 M sebagai langkah pencegahan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, Sabtu (9/11).-Foto : ANTARA -
KORANPALPOS.COM - Epidemiolog dari Universitas Indonesia (UI) Dr. dr. Tri Yunis Miko Wahyono, MSc, mengingatkan masyarakat agar selalu waspada terhadap risiko penyakit demam berdarah dengue (DBD) di musim hujan dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
“Masyarakat harus waspada terhadap genangan air. Barang-barang bekas yang memungkinkan genangan air sebaiknya itu dihilangkan dan dikurangi,” kata Tri Yunis ketika dihubungi ANTARA di Jakarta, Kamis.
Miko menjelaskan, demam berdarah biasanya mengalami peningkatan kasus pada awal dan akhir musim hujan.
Pada awal musim hujan, curah hujan yang tinggi menyebabkan genangan air yang ideal bagi perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti.
BACA JUGA:Biji Buah Delima Dapat Mengobati Cacingan dan Mengurangi Gejala Sering Kencing
BACA JUGA:Daun Nilam Dapat Mengobati Bisul, Jerawat dan Rematik
Namun, pada saat hujan berhenti atau berkurang, maka nyamuk ini cenderung tidak dapat terbang jauh, sehingga penyebarannya terbatas.
Sebaliknya, pada akhir musim hujan ketika curah hujan mulai berkurang, nyamuk kembali aktif dan dapat menyebar lebih luas.
Inilah mengapa puncak peningkatan kasus demam berdarah sering terjadi antara bulan November hingga Desember, serta Maret hingga Juni.
Oleh karena itu ia mengimbau masyarakat untuk waspada dengan menerapkan pola hidup bersih dan sehat dengan Menguras tempat penampungan air, Menutup tempat-tempat penampungan air, Mendaur ulang berbagai barang yang memiliki potensi untuk dijadikan tempat berkembang biak nyamuk (3M).
BACA JUGA:Risiko Pencernaan yang Dihadapi Bayi Prematur
BACA JUGA:Daging Burung Merpati Dapat Meningkatkan Memori dan Kecerdasan Otak
Untuk menurunkan kasus demam berdarah (DBD), menurut Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat UI itu diperlukan berbagai upaya atau intervensi yang dilakukan secara bersamaan.
“Tidak ada satu solusi tunggal yang bisa menyelesaikan masalah ini. Beberapa langkah yang dapat diambil meliputi vaksinasi, penerapan program 3M, serta penggunaan obat nyamuk. Semua harus digunakan,” ujarnya.