Update ! Kurs Rupiah 11 November 2024 : Menguat 14 Poin Menjadi Rp15.672 per dolar AS
Nilai tukar Rupiah menguat 14 poin pada perdagangan Senin, 11 November 2024-Foto : Dokumen Palpos-
Josua memperkirakan nilai tukar rupiah akan berada di kisaran Rp15.650 hingga Rp15.750 per dolar AS dalam perdagangan hari ini, meskipun terdapat kemungkinan fluktuasi ringan akibat respons pasar terhadap kebijakan The Fed.
Bank Indonesia (BI) juga diperkirakan akan tetap mengambil sikap berhati-hati dalam menyesuaikan suku bunga acuannya, sejalan dengan kebijakan moneter AS yang lebih longgar.
Jika BI mempertahankan suku bunga stabil, kondisi ini dapat memperkuat stabilitas makroekonomi Indonesia yang mendukung laju pertumbuhan ekonomi.
Selain pengaruh langsung dari kebijakan The Fed, penguatan rupiah juga didukung oleh beberapa faktor domestik yang menciptakan kondisi pasar yang positif.
Stabilitas ekonomi dalam negeri yang terjaga, serta arus masuk investasi yang terus meningkat, memberikan fondasi yang kuat bagi rupiah.
Pada saat yang sama, pemerintah Indonesia terus mendorong ekspor serta menjaga neraca perdagangan tetap surplus.
Pengamat ekonomi menilai bahwa kenaikan harga komoditas ekspor Indonesia, seperti batu bara dan minyak kelapa sawit, juga menjadi salah satu faktor pendukung penguatan rupiah.
Kenaikan harga komoditas tersebut berkontribusi pada peningkatan devisa negara, yang pada akhirnya dapat membantu menstabilkan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
Selain di pasar valuta asing, pengaruh kebijakan The Fed juga terasa di pasar saham Indonesia. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat sebagai respons positif dari pasar saham terhadap kebijakan moneter AS yang lebih longgar.
Saham-saham unggulan terutama di sektor perbankan dan properti menjadi sorotan investor karena sektor-sektor ini diperkirakan akan merasakan dampak positif dari likuiditas yang lebih longgar dan nilai tukar rupiah yang stabil.
Menurut analisis dari beberapa lembaga keuangan, stabilitas nilai tukar rupiah yang terjaga akan memberikan dampak positif terhadap perusahaan-perusahaan yang memiliki beban utang dalam denominasi dolar AS.
Dengan penguatan rupiah, beban pembayaran utang perusahaan-perusahaan tersebut akan lebih ringan, yang berpotensi meningkatkan kinerja keuangan mereka.
Meskipun ada sentimen positif yang kuat, tantangan terhadap penguatan rupiah masih tetap ada.
Ketidakpastian ekonomi global, seperti potensi kenaikan harga energi serta ketegangan geopolitik, masih dapat mempengaruhi nilai tukar rupiah dalam jangka menengah.
Oleh karena itu, Bank Indonesia diperkirakan akan tetap mengawasi kondisi pasar global dan menjaga stabilitas rupiah melalui kebijakan intervensi yang tepat.