Asal Usul dan Legenda Pangkalan Lampam OKI : Desa dengan Kisah Ikan Lampam dan Tradisi Bugis yang Melekat !
Sejarah lengkap Desa Pangkalan Lampam di Ogan Komering Ilir-Foto: Dokumen Palpos-
Masyarakat Desa Pangkalan Lampam juga dikenal dengan sebutan "Wong Wargo," sebuah sebutan yang diberikan oleh penduduk desa-desa sekitar.
Istilah ini bermakna "Orang Marga" dan menggambarkan identitas kuat yang dipegang masyarakat desa sebagai bagian dari marga yang lebih besar.
Tradisi perkawinan di Desa Pangkalan Lampam memiliki kesamaan dengan adat Palembang, mulai dari proses melamar atau "nyuluk" hingga acara pernikahan dan "penganten sanjo" (acara pengantin mengunjungi keluarga).
Ada keunikan tersendiri dalam tradisi ini, terutama pada kegiatan yang disebut "Nyulang Kayu."
Dalam proses Nyulang Kayu, para pemuda dan pemudi (bujang-gadis) yang sedang dalam proses melamar bekerja sama mengumpulkan kayu bakar untuk keperluan memasak selama acara pernikahan.
Mereka juga bertanggung jawab untuk membuat kue, memasak, mencuci peralatan, menghias rumah, dan menangani semua kebutuhan acara perpisahan setelah pernikahan.
Proses ini bukan hanya sebuah tradisi, tetapi juga melibatkan kerjasama, gotong royong, dan tanggung jawab yang tinggi dari para pemuda dan pemudi desa.
Peran orang tua dalam tradisi ini hanya sebagai komando, sedangkan para bujang dan gadis yang mengambil tanggung jawab utama dalam pelaksanaan acara.
Selain kekayaan tradisi, Desa Pangkalan Lampam memiliki potensi wisata yang menjanjikan, terutama di kawasan air yang dikenal dengan nama Buntialo.
Kawasan wisata ini dikelilingi oleh beberapa pulau kecil, seperti Pulau Hantu, Pulau Tuan Putri, Pulau Rangga Jaya, Tanjung Embacang, dan Pulau Salak.
Pada musim kemarau, pulau-pulau ini dapat diakses menggunakan sepeda motor, dan setiap sore, kaum muda desa sering datang untuk menikmati pemandangan dan suasana yang asri.
Pulau-pulau di sekitar Buntialo menawarkan keindahan alami yang masih terjaga.
Selain Buntialo, Desa Pangkalan Lampam juga memiliki Puncak Bukit Batu, yang terletak di Desa Bukit Batu dan berhubungan dengan legenda Si Pahit Lidah.
Puncak Bukit Batu menjadi daya tarik wisatawan karena keindahan panorama yang dapat dinikmati dari puncaknya.
Dengan potensi alam yang masih asri dan kaya akan cerita rakyat, desa ini menjadi tempat yang menarik untuk dikunjungi.