Korban Letusan Gunung Lewotobi Laki-Laki di Flores Timur Mencapai 10 Orang : Warga Mengungsi !
Sejumlah pengungsi diungsikan ke lokasi penampungan di kecamatan Titehena akibat erupsi gunung Lewotobi Laki-Laki-FOTO : ANTARA-
BACA JUGA:7 Bandara Ditutup Sementara Akibat Erupsi Gunung Ruang : Bandara Mana Saja ?
Oleh karena itu, PVMBG menaikkan status gunung dari Level III (Siaga) menjadi Level IV (Awas) mulai 3 November pukul 24.00 WITA.
"Peningkatan status ini berdasarkan evaluasi aktivitas vulkanik yang signifikan pada Gunung Lewotobi Laki-Laki," ungkap Hadi.
Erupsi yang terjadi pada Minggu malam hingga Senin dini hari menyebabkan kerusakan parah di sejumlah pemukiman dan fasilitas umum.
BACA JUGA:Gunung Semeru Kembali Bergemuruh: Letusan Abu Setinggi 1,5 Km Guncang Jawa Timur !
BACA JUGA:Gunung Semeru Muntahkan Kolom Abu Setinggi 900 Meter : Potensi Bahaya Erupsi
Dinas Komunikasi dan Informasi Kabupaten Flores Timur melaporkan adanya kerusakan pada beberapa rumah warga, sekolah, serta asrama biarawan dan biarawati di Desa Hokeng dan Klatanlo, yang terletak di kaki Gunung Lewotobi.
Kadis Kominfo Flores Timur, Herry Lamawuran, menyatakan bahwa beberapa bangunan mengalami kerusakan berat, di antaranya satu sekolah dasar yang tertimpa batu besar sehingga hancur, serta satu rumah yang terbakar akibat material panas dari letusan.
Selain itu, bangunan asrama biarawati Susteran SSpS dan sekolah menengah pertama Santisima juga mengalami kerusakan berat.
"Asrama Seminari Hokeng dilaporkan rusak parah, dengan batu besar yang menembus atap dan sampai ke kamar para siswa," ujarnya.
Saat ini, warga yang tinggal di kawasan lereng gunung telah diungsikan ke beberapa lokasi aman.
Menurut BPBD Flores Timur, tujuh desa terdampak di Kecamatan Wulanggitang, yakni Desa Klatanlo, Hokeng Jaya, Nawokote, Boru, Boru Kedang, Pululera, serta satu desa di Kecamatan Ile Bura yaitu Dulipali.
Bagi warga yang mengungsi, pihak berwenang telah menyediakan tenda-tenda darurat di tiga desa terdekat, yaitu Desa Konga, Lewolaga, dan Bokang di Kecamatan Titehena. Tenda ini diharapkan dapat menampung ratusan warga yang terdampak.
"Kami memastikan bahwa para pengungsi mendapatkan tempat tinggal sementara dan kebutuhan pokok, seperti makanan dan air bersih," jelas Herry.
Namun, tantangan di lapangan tidaklah sedikit.