Begini Cara Google Lindungi 1,5 Miliar Kotak Masuk Gmail dari Serangan Digital Melalui AI !

Ilustrasi penggunaan Gmail. -FOTO : ANTARA-
“AI menyaring sekitar 90 persen konten yang melanggar kebijakan sebelum diperlukan peninjau manusia untuk pemeriksaan terakhir,” jelas Chua.
Dengan jumlah konten yang begitu besar, AI sangat efektif dalam menangani tugas moderasi konten dalam skala besar.
Selain moderasi konten, AI juga berperan penting dalam melindungi pengguna dari komentar spam, iklan yang tidak diinginkan, dan komentar berbahaya.
Ini sangat penting untuk menjaga komunitas YouTube tetap aman dan nyaman bagi penggunanya.
Chua menekankan bahwa Google tidak berhenti pada pencapaian saat ini.
Mereka terus berinovasi dan berinvestasi dalam riset dan pengembangan AI untuk menjaga keamanan digital di semua platformnya.
"Sekitar 40 persen dari keuntungan kami dialokasikan untuk riset dan pengembangan," ujar Chua.
Investasi besar ini menunjukkan komitmen Google untuk terus mengembangkan teknologi yang lebih baik guna menghadapi ancaman serangan digital yang semakin kompleks.
AI memungkinkan Google untuk beradaptasi dengan cepat terhadap pola serangan baru.
Chua menjelaskan bahwa teknologi AI yang digunakan oleh Google mampu memprediksi dan mendeteksi serangan dengan lebih cepat dan efisien daripada metode tradisional.
Setiap kali ada ancaman baru yang ditemukan, AI akan belajar dan mengembangkan cara untuk menghadapinya, sehingga sistem keamanan Google semakin kuat dari waktu ke waktu.
Selain melindungi platformnya sendiri, Google juga aktif mendukung pemerintah di seluruh dunia dalam pengembangan kebijakan terkait AI yang aman dan bertanggung jawab.
Chua menyatakan bahwa Google ingin membantu perusahaan dan pemerintah dalam mengadopsi AI dengan cara yang tepat dan aman.
“Kami ingin membantu perusahaan di berbagai industri untuk mengadopsi AI dengan lebih mudah,” ujar Chua.
Google Cloud telah bermitra dengan berbagai negara untuk memperkuat ekosistem digital mereka.