Asal Usul dan Sejarah Kabupaten Lahat : Tanah Subur di Jantung Sumatera Selatan !
Asal usul Kabupaten Lahat yang merupakan tanah subur di jantung Provinsi Sumatera Selatan-Foto: Dokumen Palpos-
Kecamatan yang paling rendah, seperti Kecamatan Lahat, Merapi Barat, dan Merapi Timur, berada pada ketinggian antara 25 hingga 100 meter di atas permukaan laut.
Sejarah Kabupaten Lahat tidak bisa dilepaskan dari masa Kesultanan Palembang dan penjajahan Belanda.
Pada tahun 1823, Kesultanan Palembang yang dipimpin oleh Sultan Mahmud Badaruddin II dikuasai oleh Pemerintah Hindia Belanda.
BACA JUGA:Jejak Sejarah dan Asal Usul Suku Semende di Sumatera Selatan : Siapa Syech Nurqodim al-Baharudin ?
Sultan Mahmud Badaruddin II diasingkan ke Betawi (Jakarta), sebelum akhirnya dibuang ke Ternate.
Pada masa penjajahan, Pemerintah Hindia Belanda membentuk Pemerintah Tingkat Keresidenan Palembang, dengan ibukota di Palembang, dan mulai memperluas kekuasaan mereka ke berbagai wilayah, termasuk Lahat.
Di Lahat, perlawanan terhadap penjajah Belanda sangat kuat.
Tiga benteng utama, yaitu Benteng Jati, Benteng Muntar Alam, dan Benteng Tebat Serut, menjadi simbol perlawanan masyarakat setempat.
Meskipun benteng-benteng ini akhirnya jatuh ke tangan Belanda, perlawanan masyarakat Lahat menunjukkan semangat juang yang tinggi.
Pada tanggal 20 Mei, perlawanan masyarakat Lahat mencapai puncaknya dengan adanya kesepakatan antar suku di daerah tersebut untuk bersatu mempertahankan tanah air mereka.
Tanggal ini kemudian ditetapkan sebagai Hari Jadi Kabupaten Lahat, sebuah simbol persatuan dan perjuangan.
Pada masa Kesultanan Palembang, wilayah Lahat terdiri dari berbagai marga dan suku, seperti Suku Gumay, Lematang, Pasemah, Lintang, Tebing Tinggi, dan Kikim.
Setiap suku memiliki adat istiadat dan budaya yang unik, yang masih dapat ditemukan hingga saat ini.