Setiap Lelah adalah Jalan Menuju Ridha Allah, Asalkan Ikhlas
Setiap Lelah adalah Jalan Menuju Ridha Allah, Asalkan Ikhlas. Fhoto Koran Palpos.com--
KORANPALPOS.COM- Kehidupan manusia penuh dengan berbagai bentuk kelelahan, baik fisik maupun mental. Ada yang lelah karena pekerjaan sehari-hari, ada yang merasa capek karena tanggung jawab kuliah, dan ada yang merasa berat menjalani kewajiban dakwah.
Di tengah rutinitas yang menguras tenaga dan pikiran, mungkin kita bertanya, apakah semua rasa lelah ini berarti? Apakah ada hikmah yang lebih dalam di balik semua itu? Ternyata, dalam ajaran Islam, rasa lelah yang dijalani dengan ikhlas dan berserah diri kepada Allah (ihtisab) memiliki makna spiritual yang luar biasa, yakni menjadi penghapus dosa.
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
مَا يُصِيبُ الْمُسْلِمَ مِنْ نَصَبٍ وَلَا وَصَبٍ وَلَا هَمٍّ وَلَا حُزْنٍ وَلَا أَذًى وَلَا غَمٍّ حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا إِلَّا كَفَّرَ اللَّهُ بِهَا مِنْ خَطَايَاهُ
"Tidaklah seorang Muslim tertimpa suatu kelelahan, atau penyakit, atau kekhawatiran, atau kesedihan, atau gangguan, bahkan duri yang melukainya melainkan Allah akan menghapus kesalahan-kesalahannya karenanya." (HR. Al-Bukhari no. 5642 dan Muslim no. 2573)
BACA JUGA:Islam, Agama yang Sempurna: Jalan Menuju Surga Telah Dijelaskan Tanpa Celah
BACA JUGA:Memaafkan: Kunci untuk Melepaskan Beban Emosional dan Mencapai Kedamaian Jiwa
Hadis ini memberikan pelajaran penting bahwa segala bentuk penderitaan yang dialami oleh seorang Muslim, jika diterima dengan kesabaran dan ikhlas, akan mendatangkan kebaikan. Allah menghapus dosa-dosa kecil dari setiap rasa lelah dan sakit yang kita alami.
Hal ini menjadi penghibur bagi mereka yang merasa kelelahan dalam menjalankan kewajiban sehari-hari, baik dalam bekerja, menuntut ilmu, maupun berdakwah.
Makna Kelelahan dalam Islam
Imam Al-‘Aini rahimahullah menjelaskan bahwa dalam hadis tersebut, kata “nashab” bermakna lelah atau capek. Sehingga, kelelahan yang dirasakan oleh seorang Muslim dalam menjalankan kehidupannya sehari-hari, selama dilakukan dengan niat yang baik dan berserah diri kepada Allah, bisa menjadi sebab dihapuskannya dosa-dosa kecil.
Namun, penting untuk dicatat bahwa tidak semua dosa dapat dihapuskan hanya dengan kelelahan atau penderitaan. Dalam penjelasannya, para ulama menyebutkan bahwa dosa yang dihapus adalah dosa-dosa kecil, sedangkan dosa-dosa besar memerlukan taubat yang khusus, yaitu taubat nasuha.
BACA JUGA:Pengaruh Teman dalam Kehidupan: Seberapa Besar Mereka Membentuk Karakter Kita?
BACA JUGA:Jihad Melawan Hawa Nafsu: Kunci Menuju Kesempurnaan Hidayah