Pelatihan Asisten PTPN I: “Imbangi Kerja Keras Lini Lapangan”

Fauzi Omar saat membuka acara.-Foto : Istimewa-

Ia mengatakan, banyak keunggulan dari sisi teknis maupun pengelolaan SDM di Regional 7 yang harus menjadi keunggulan bersama di Supporting Co.

“Kita harus belajar banyak di Regional 7 karena pada semester I/2024 ini dapat juara. Tantangan kita ke depan semakin besar. Target kita tahun ini 1,21 ton per hektare, tahun depan kita naikkan jadi 1,4 ton per hektare. Ini harus kita jawab dengan kerja keras dan kerja cerdas. Selama seminggu ini ayo kita belajar bersama,” kata Dirop yang pernah menjabat SEVP Operation II PTPN VII ini.

BACA JUGA:Sekda Muba Berikan Sanksi Tegas kepada 5 PNS : 4 Diantaranya Dipecat !

BACA JUGA:Kades Jangan Sembrono Kelola Keuangan Desa : Ingat Ancaman Hukum !

Salah satu yang harus dipelajari dari Regional 7 adalah masa sadap awal yang bisa di umur karet empat tahun. Di beberapa Regional, kata dia, masih banyak pohon karet yang baru layak sadap setelah berumur tujuh tahun.

“Di Regional 7 rata-rata usia tanaman mulai sadap itu empat tahun. Di tempat lain banyak yang tujuh tahun baru bisa sadap. Ini harus kita contoh bagaimana supaya kita tidak kehilangan momen. Selisih waktu tiga tahun itu kalau produktif sudah miliaran rupiah. Makanya nanti kita akan lebih banyak eksplor ke lapangan,” kata dia.

Lebih lanjut Fauzi Omar menginformasikan bahwa target yang dipasang untuk tahun-tahun ke depan lebih tinggi karena ada beberapa upaya perbaikaan kultur teknis.

Antara lain, mulai tahun 2024 pihaknya sudah menganggarkan untuk pemupukan terhadap tanaman karet.

Juga beberapa treatmen agronomis yang akan memacu kinerja produksi dan produktivitas.

“Kita pahami, kondisi klimatologi masing-masing wilayah berbeda. Seperti di Lampung, Semarang, Jawa Barat, Banyuwangi, dan lainnya pasti tak sama. Tetapi, apapun ada unsur kesamaan sehingga yang unggul bisa diadopsi. Kita harus kerja keras karena tantangan semakin besar,” kata dia.

Sementara itu, SEVP Operation PT LPP Agro Nusantara Pugar Indrawan mengatakan, pihaknya menurunkan para peneliti dan praktis pengajar dalam pelatihan ini.

Metode yang akan diterapkan, kata dia, disepakati pola 10-20-70.

Yakni, 10 persen penyampaian dasar teori yang disampaikan di kelas, 20 persen belajar dari pengalaman, dan 70 persen untuk praktek di lapangan.

“Kami siapkan paket dengan pola 70 persen praktek di lapangan sehingga peserta mampu mengelola tugas dan memecahkana masalah yang dihadapi. Kami terima kasih kepada Regional 7 dengan semua fasilitas dan instrumen yang ada untuk pembelajaran,” kata Pugar.

Secara keseluruhan, materi ajar selama sepekan di Lampung akan meliputi pengelolaan tanaman, manajemen pabrik, manajemen mutu produk, investasi tanaman, eksploitasi karet, dan aneka teknis lainnya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan