Palembang Terancam Darurat Sampah, TPA Sukawinatan Nyaris Overload
TPA Sukawinatan Palembang yang sebentar lagi mengalami overload--
“Saat ini hanya 10 persen dari sampah yang diolah dengan prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle), sedangkan 90 persen sisanya terakumulasi di TPA,” ujar dia. Oleh karena itu lanjut Paulus, perlu komitmen dari kepala daerah guna menangani permasalahan sampah ini," kata Paulus, disela-sela sosialisasi waste to energi di Ballroom.
Dikatakan Paulus, incinerator dinilai sangat efektif. Karena dengan kapasitas pengolahan di atas 1.000 ton.
“Seperti yang telah terbukti di negara maju seperti Singapura dan Thailand,” ungkapnya, Incinerator sendiri kata dia, merupakan fasilitas yang dirancang khusus untuk membakar sampah padat dan limbah berbahaya dengan metode penguraian termal.
Tentu kata dia, proses tersebut dapat menghasilkan panas yang dapat digunakan untuk menghasilkan listrik atau panas untuk tujuan industri.
Sedangkan Wakil Ketua DPRD Kota Palembang, Adzanu Getar Nusantara, memberikan tanggapan serius terkait ancaman overload sampah di Tempat Pembuangan Sampah (TPA) Sukawinatan, Sukarami, Kota Palembang.
Dalam keterangannya, Adzanu menggarisbawahi urgensi antisipasi dan penggunaan teknologi incinerator sebagai solusi potensial. Dalam menghadapi situasi kritis yang mungkin timbul akibat kondisi TPA Sukawinatan yang hampir overload, Adzanu menyatakan
bahwa antisipasi sejak dini adalah kunci untuk menghindari dampak yang lebih serius di masa depan.
"Melihat kondisi TPA Sukawinatan yang sudah 'payah' dalam menampung volume sampah, jika tidak diantisipasi, maka akan menjadi boom waktu," ujarnya.
Adzanu menyoroti dua langkah penting yang perlu diambil untuk menangani permasalahan sampah ini. Pertama, perluasan program daur ulang sampah di kelurahan dan kecamatan sebagai upaya untuk mengurangi volume sampah secara keseluruhan.
“Program ini harus diperluas dan diwajibkan, bukan hanya sebagai himbauan, namun benar-benar dilakukan dengan serius,” tegas Adzanu.
Kedua, Adzanu menekankan pentingnya pemanfaatan teknologi incinerator yang telah menjadi proyek strategis nasional (PSN).
“Saya belum mengetahui secara detail progress dari program penggunaan teknologi incinerator ini. Namun, harusnya program ini sudah menjadi prioritas dan harus terlaksana,” tambahnya.
Adzanu juga meminta dukungan dari semua pihak, termasuk aktivis lingkungan, pemerhati lingkungan, dan media, untuk mendukung upaya penanganan sampah ini.
"Semua pihak termasuk aktifis lingkungan, pemerhati lingkungan harus mensupport dan memberikan perhatian terhadap masalah penanganan sampah ini," ucap Adzanu.
Politisi asal Partai Gerindra ini menegaskan bahwa penanganan sampah tidak hanya tentang pemindahan tempat pembuangan, tetapi juga melibatkan perubahan perilaku masyarakat dan pemanfaatan teknologi yang efisien.