Mau Tau Berapa Utang Luar Negeri Indonesia 2024 ? Begini Kata Bank Indonesia !

Ilustrasi-Foto : Dokumen Palpos-

BACA JUGA:Bank Indonesia Diprediksi Pertahankan BI-Rate di Level 6,25 Persen

Hal ini mencerminkan kepercayaan investor global yang tetap tinggi terhadap prospek ekonomi Indonesia, di tengah upaya pemerintah menjaga stabilitas ekonomi di tengah tantangan global.

"Perkembangan ULN tersebut dipengaruhi oleh penarikan pinjaman luar negeri dan peningkatan aliran masuk modal asing pada Surat Berharga Negara (SBN), seiring dengan tetap terjaganya kepercayaan investor terhadap prospek perekonomian Indonesia," tambahnya.

Sebagai salah satu instrumen penting dalam pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), utang luar negeri terus diarahkan untuk mendukung pembiayaan sektor-sektor produktif.

BACA JUGA:Bank Indonesia Catat Modal Asing Masuk Bersih Rp15,91 Triliun Dalam Sepekan !

BACA JUGA:Bank Indonesia Sebut Penjualan Eceran Juli 2024 Meningkat Signifikan : Apa yang Mendorong Peningkatan Ritel ?

Pemerintah memanfaatkan utang ini untuk menopang belanja prioritas, yang bertujuan melanjutkan momentum pertumbuhan ekonomi, terutama di sektor-sektor strategis yang berdampak langsung pada masyarakat.

Beberapa sektor prioritas yang mendapatkan alokasi terbesar dari ULN pemerintah adalah sektor kesehatan dan kegiatan sosial, dengan porsi mencapai 20,9 persen dari total ULN pemerintah.

Sektor administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib juga mendapatkan porsi signifikan, yaitu 18,9 persen, diikuti oleh sektor pendidikan dengan 16,8 persen, konstruksi sebesar 13,6 persen, dan jasa keuangan serta asuransi dengan 9,4 persen.

"Pemanfaatan ULN terus diarahkan untuk mendukung pembiayaan sektor produktif serta belanja prioritas guna melanjutkan momentum pertumbuhan ekonomi," jelas Erwin.

Dalam hal tenor, hampir seluruh utang luar negeri pemerintah memiliki tenor jangka panjang, dengan proporsi mencapai 99,98 persen dari total ULN pemerintah.

Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk menjaga kestabilan pembiayaan jangka panjang dan meminimalkan risiko jangka pendek yang dapat memengaruhi ekonomi.

Sementara itu, ULN sektor swasta mengalami sedikit kontraksi pada Juli 2024.

Data BI menunjukkan bahwa posisi utang luar negeri swasta tercatat sebesar 195,2 miliar dolar AS, yang berarti mengalami penurunan sebesar 0,1 persen yoy.

Salah satu faktor utama yang mendorong kontraksi ini adalah penurunan utang luar negeri dari perusahaan non-lembaga keuangan (nonfinancial corporations), yang mencatatkan kontraksi pertumbuhan sebesar 0,04 persen yoy.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan