Magnet Spiritualitas Masjid Raya Baiturrahman Aceh
Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh.-FOTO : ANTARA-
BACA JUGA:Asal Usul Desa Gajah Mati Musi Banyuasin dan Legenda Puyang Gadis : Situs Keramat di Sungai Keruh !
Masjid ini juga dilengkapi dengan 12 payung raksasa yang mirip dengan yang ada di Masjid Nabawi, Madinah.
Payung-payung ini bisa dibuka dan ditutup sesuai kebutuhan, memberikan keteduhan bagi para jamaah yang beribadah di luar ruangan.
Pada hari Jumat (13/9), empat dari payung raksasa tersebut dibuka, menciptakan suasana nyaman dan teduh bagi jamaah yang akan menunaikan shalat Jumat.
BACA JUGA:2 Varian Durian Paling Unggul di Sumatera Selatan : Miliki Keunikan dan Cita Rasa Tersendiri !
Satu hal yang perlu diperhatikan adalah perbedaan waktu shalat di Aceh yang mundur sekitar satu jam dibandingkan daerah-daerah di Pulau Jawa.
Pada pukul 12.52 WIB, khatib mulai menyampaikan khutbah dengan tema “Keagungan Nabi Muhammad SAW.”
Tema ini mengingatkan jamaah akan pentingnya meneladani kehidupan Nabi Muhammad dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Sejarah Masjid Raya Baiturrahman tak lepas dari berbagai peristiwa besar yang mengguncang Aceh.
Salah satu yang paling diingat adalah serangan tentara Belanda pada tahun 1873, yang menyebabkan masjid ini terbakar habis.
Namun, empat tahun setelah peristiwa tersebut, Gubernur Jenderal Van Lansberge berjanji akan membangun kembali masjid ini.
Pada tahun 1879, janji tersebut ditepati, dan Masjid Raya Baiturrahman kembali berdiri kokoh di lokasi yang sama.
Kebakaran yang disebabkan oleh serangan Belanda tersebut bukan satu-satunya cobaan bagi masjid ini.
Pada tahun 2004, bencana gempa bumi dan tsunami melanda Aceh dan sekitarnya.