Anomali Kabupaten Banyuasin : Penopang Beras Nasional dan Angka Stunting Tertinggi di Sumatera Selatan !
Areal persawahan yang luas menjadikan Banyuasin sebagia kabupaten lumpung pangan Sumatera Selatan dan nasional-Foto : Dokumen Palpos-
Penduduk awal ini terlibat dalam berbagai aktivitas seperti pertanian dan perikanan, yang seiring waktu berkembang pesat berkat sumber daya alam yang melimpah di daerah itu.
Setelah Indonesia merdeka, para tokoh lokal berjuang keras untuk memastikan agar Banyuasin memperoleh perhatian dalam konteks pembangunan nasional, sebuah usaha yang akhirnya membuahkan hasil dengan status pemekaran sebagai kabupaten.
Wilayahnya yang luas, mencapai 11.875 km², menjadikan Banyuasin salah satu kabupaten terbesar di Provinsi Sumatera Selatan.
Sebagai wilayah penyangga ibu kota provinsi, yaitu Kota Palembang, Banyuasin memiliki peran penting dalam mendukung pembangunan regional.
Banyak proyek infrastruktur yang didirikan di Banyuasin, seperti sarana transportasi LRT, sekolah, hingga dermaga pelabuhan Tanjung Api-api, untuk mendukung arus barang dan jasa antara Banyuasin dan Palembang.
Batas wilayah Banyuasin meliputi sebagian besar wilayah Kota Palembang, yang memberikan kabupaten ini akses strategis untuk menghubungkan kegiatan ekonomi antara Palembang dan daerah-daerah lainnya.
Tidak hanya itu, Banyuasin juga menjadi wilayah penting dalam hal pertumbuhan penduduk dan penyebaran urbanisasi, dengan tingkat kepadatan penduduk mencapai 68 jiwa per kilometer persegi pada tahun 2017.
Salah satu aspek yang paling kaya dari Banyuasin adalah warisan budaya dan adat istiadat yang tetap hidup di kalangan masyarakatnya.
Dengan populasi yang terdiri dari berbagai suku seperti suku Jawa, Madura, Bugis, Bali, dan penduduk asli Melayu Banyuasin, Banyuasin menjadi daerah yang beragam secara etnis dan budaya.
Keragaman ini tercermin dalam berbagai seni tradisional, adat istiadat, serta bahasa yang masih dilestarikan hingga kini.
Budaya Melayu Pesisir yang dominan di Banyuasin tetap menjadi identitas penting bagi masyarakat setempat.
Masyarakat masih melaksanakan berbagai upacara adat, tarian tradisional, serta ritual keagamaan yang diwariskan secara turun temurun.
Salah satu hal yang diupayakan oleh pemerintah daerah melalui penerbitan buku sejarah adalah melestarikan kekayaan budaya ini agar tidak hilang ditelan zaman.
Dalam hal kesenian, Banyuasin dikenal dengan berbagai bentuk seni rupa, tari-tarian tradisional, serta musik yang memperkuat identitas budaya setempat.
Selain budaya lokal, beberapa suku yang menetap di Banyuasin juga membawa kekayaan budaya mereka sendiri, yang memperkaya keanekaragaman budaya di kabupaten ini.