Kampus Bukan Diskotek, Bosku !
--
Agenda "Function" sebetulnya didesain untuk menampilkan karya seni mahasiswa, termasuk dalam hal ini, musik dari seorang DJ perempuan.
Anwari menjelaskan bahwa FDJ Sinta diundang untuk mengisi acara tersebut sebagai bagian dari pagelaran seni dalam "Function."
Namun, saat FDJ Sinta mengunggah potongan video tersebut ke akun TikTok pribadinya dengan narasi "Dugem di Kampus," kontroversi pun bermula.
"Potongan video yang beredar adalah sebagian kecil dari kegiatan positif lainnya. Acara itu juga hanya berlangsung 20 menit, sebagai acara penutup," kata Anwari.
Ia juga menambahkan bahwa video yang viral hanya mencakup sebagian kecil dari kegiatan yang seharusnya positif.
Dalam konferensi pers, Anwari menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat atas kejadian ini. Ia mengakui bahwa terminologi "dugem di kampus dengan kaprodi" memberikan dampak negatif bagi kampus, dan ia berkomitmen untuk melakukan evaluasi dan perbaikan ke depannya.
"Kami menerima semua masukan yang sifatnya membangun kecerdasan anak bangsa dan berterima kasih atas empati nya, dan kasus dugem ini tentunya menjadi bahan evaluasi bagi kami," ujarnya.
Kasus ini menciptakan debat tentang batasan acara yang sesuai di lingkungan pendidikan.
Sementara sebagian mengkritik kegiatan tersebut sebagai tidak pantas di lingkungan kampus, yang lain berpendapat bahwa acara semacam "Function" seharusnya tetap menonjolkan nilai seni dan kreativitas mahasiswa.
Dengan permohonan maaf dan komitmen untuk perbaikan dari pihak kampus, diharapkan kejadian serupa tidak terulang di masa depan.
Kampus sebagai lembaga pendidikan diharapkan dapat memberikan teladan positif dan menciptakan lingkungan yang mendukung pembelajaran dan pengembangan mahasiswa. (ant)