Pilihan Gula yang Lebih Baik untuk Penderita Diabetes

Ilustrasi gula untuk penderita diabet-Foto : Istimewa-

KORANPALPOS.COM - Dokter spesialis gizi klinik Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono Jakarta, dr. Rozana Nurfitri Yulia, M.Gizi, Sp.GK mengatakan penderita diabetes melitus (DM) harus memperhatikan pilihan gula yang dikonsumsi untuk menjaga gula darah tidak naik drastis.

"Yang harus kita perhatikan pertama ada DM nggak, gula darahnya tinggi nggak, diabetes ga, kalau orang dengan diabetes kalau saya saran hanya gula pengganti, kalau nggak diabetes boleh maksimal 4 sendok makan," katanya dalam diskusi daring yang diikuti, Rabu.

Rozana mengatakan gula yang biasa dikonsumsi masyarakat atau yang dijual di pasaran biasanya gula putih dan mengandung sukrosa.

Dia mengatakan pada penderita diabetes sukrosa masih diperbolehkan dikonsumsi dalam jumlah sewajarnya.

BACA JUGA:Kolang Kaling Dapat Mengatasi Radang Sendi Serta Mencegah Osteoporosis

BACA JUGA:Air Kelapa Dapat Mencegah Penuaan Dini Serta Mengatasi Batu Ginjal

Yang menjadi bahaya jika sukrosa sudah menjadi pemanis dalam minuman kemasan.

"Yang bahaya sukrosa yang dimasukkan ke dalam kemasan, itu menyebabkan peningkatan asam urat," ujarnya.

Terkait dengan pilihan gula, ia menyebut baik gula pasir putih maupun gula merah sama-sama memiliki sukrosa, namun dalam gula merah masih memiliki mineral yang tidak terkandung dalam gula putih sehingga tidak menyebabkan lonjakan gula darah yang drastis.

Rozana juga mengatakan penderita diabetes harus berhati-hati mengonsumsi madu yang dijual di pasaran karena sebagian besar mengandung sukrosa berlebihan.

 BACA JUGA:Dampak Buruk dari Minum Sambil Berdiri: Mengapa Anda Harus Menghindarinya

BACA JUGA:Manfaat dan Popularitas Buah Blewah di Musim Panas

"Yang sering disalahgunakan menjadi pemanis adalah madu, itu juga nggak boleh untuk orang DM karena dari penelitiannya di semua institusi bahwa madu kita hampir 50 persen mengandung sukrosa, kalau saya nggak pernah menyarankan konsumsi madu," kata dia.

Dokter lulusan Universitas Indonesia itu mengatakan, penderita diabetes biasanya sudah terbiasa dengan rasa manis yang berlebihan sehingga reseptor manis di lidah menjadi tidak terkontrol.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan