Kenali Gejala dan Penanganan Pasien Penglihatan Ganda atau Diplopia
Warga menjalani pemeriksaan mata-Foto : ANTARA -
Jika pasien menutup mata yang terkena diplopia, pasien dapat melihat jelas. Namun, jika pasien menutup mata yang normal, penglihatan ganda akan muncul.
"Gejalanya biasanya sulit fokus karena penglihatan berbayang atau tidak jelas, kemudian karena penglihatan gandanya terjadi terus-menerus biasanya disertai sakit kepala, bisa juga disertai gejala lain seperti kehilangan keseimbangan dan tegang pada area mata," kata dokter yang juga menjadi dokter pendidik klinis di program studi ilmu kesehatan mata FKUI itu.
BACA JUGA:Brokoli Superfood yang Menjadi Favorit untuk Kesehatan dan Gaya Hidup Sehat
BACA JUGA:Pembentukan Badan Gizi Nasional Imbangi Berantas Stunting
Sementara pada diplopia binokular, kedua mata pasien akan melihat satu objek menjadi dua. Namun, jika salah satu mata ditutup, baik pada mata kiri maupun kanan, mata yang terbuka dapat melihat dengan normal.
"Diplopia monokular sebenarnya terjadi karena media retraksi, seperti kaca mata yang silinder astigmat, kadang-kadang kalau tidak terkoreksi bisa menyebabkan diplopia atau penglihatan ganda," kata dia.
Kondisi di atas pada pasien diplopia monokular cenderung tidak berbahaya karena dapat diatasi dengan penggantian kaca mata atau operasi bagi pasien katarak.
Sebaliknya, pasien dengan diplopia binokular cenderung berbahaya karena dapat disebabkan oleh faktor risiko penyakit lain.
Misalnya diabetes, mata juling yang terjadi saat dewasa, hingga peradangan di otot atau lemak mata.
"Kalau mengarah ke yang berbahaya, biasanya disebabkan diplopia binokular yang terjadi pada dua mata dan pengobatannya akan disesuaikan dengan kondisi penyebab diplopia yang menyertai pasien," sambungnya.
Oleh karena itu, ia menyarankan agar pasien segera memeriksakan diri ke dokter jika mengalami penglihatan ganda atau sulit melihat dengan jelas secara tiba-tiba.
Terlebih, jika pasien mengalami penglihatan ganda yang disertai gejala lainnya, seperti sakit kepala hebat dan sakit pada area mata.
Nantinya, dokter akan melakukan penanganan diplopia pada pasien sesuai dengan penyebabnya.
Misalnya, penggantian kaca mata untuk diplopia monokuler yang disebabkan oleh retraksi kaca mata, atau pemberian obat sesuai dengan kondisi penyebab diplopia pada pasien diplopia binokular.
"Nanti akan diperiksa lagi oleh dokter mata, harus dipastikan lagi diplopia monokular atau binokular. Konsultasikan dengan dokter mata untuk mendapatkan diagnosis yang tepat," demikian dijelaskan olehnya. (ant)