Heboh ! Peneliti BRIN Temukan Spesies Anggrek Baru yang Endemik Indonesia : Ini Penampakannya

Spesies anggrek baru, Aerides obyrneana, yang merupakan endemik Pulau Sulawesi, Indonesia. Anggrek tersebut dikenal dengan nama lokal anggrek kuku macan-Foto : Dokumen Palpos-

Bibir bunga bercuping tiga dengan cuping tengah berbentuk kipas (flabellate) yang terbagi menjadi empat ruang (lobules) dengan tepi bergerigi.

Salah satu ciri khas lainnya adalah keberadaan spur atau dagu bunga yang melengkung dan berisi cairan nektar, yang berfungsi menarik serangga penyerbuk.

Penemuan spesies Aerides obyrneana menambah daftar panjang spesies anggrek endemik Indonesia.

Sebelumnya, telah tercatat lima spesies Aerides dari Indonesia, dengan beberapa di antaranya juga berasal dari Sulawesi.

Spesies-spesies tersebut adalah Aerides odorata, yang tersebar luas di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Nusa Tenggara, dan Sulawesi; Aerides timorana, yang endemik di Nusa Tenggara; serta tiga spesies endemik Sulawesi lainnya, yaitu Aerides huttonii, Aerides inflexa, dan Aerides thibautiana.

Penemuan ini juga memiliki nilai penting dalam hal konservasi. Berdasarkan data distribusi yang ada, Aerides obyrneana dianggap sebagai spesies endemik dengan jangkauan sebaran alami yang terbatas di Sulawesi. Hal ini menjadikan status konservasi spesies ini rentan.

Destario Metusala menyebut bahwa spesies ini perlu segera dimasukkan dalam kategori kritis (Critically Endangered) menurut kriteria IUCN Redlist.

Status ini mengindikasikan bahwa spesies tersebut berada dalam ancaman kepunahan jika tidak ada upaya konservasi yang serius.

Keberadaan Aerides obyrneana di habitat alaminya yang semakin terancam oleh perubahan lingkungan dan aktivitas manusia membuatnya menjadi fokus utama dalam upaya konservasi.

Peneliti menekankan pentingnya kerjasama antara pemerintah, peneliti, dan komunitas penggemar anggrek untuk menjaga keberlanjutan spesies ini di alam liar.

Pelestarian spesies ini tidak hanya melibatkan upaya di lapangan tetapi juga memerlukan kesadaran dan pendidikan kepada masyarakat mengenai pentingnya melindungi keanekaragaman hayati.

Destario Metusala menegaskan, Maka dari itu, penting adanya kerja sama berbagai pihak, termasuk dari komunitas hobiis, untuk secara bersama-sama melakukan upaya pelestarian berkelanjutan agar perhiasan belantara ini tak kunjung punah.

Ini menunjukkan bahwa konservasi Aerides obyrneana tidak hanya menjadi tanggung jawab ilmuwan atau pemerintah, tetapi juga seluruh lapisan masyarakat.

Upaya konservasi dapat mencakup berbagai strategi seperti perlindungan habitat alami, pengembangan taman botani, dan program pembiakan buatan.

Mengingat habitat alami Aerides obyrneana yang spesifik, perlindungan kawasan hutan semi-terbuka di Sulawesi menjadi langkah pertama yang penting.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan