Kiprah Pahlawan dari Sumatera Selatan : Profil, Lokasi Makam dan Kisah Heroik Mempertahankan Kemerdekaan !
Profil dan kisah heroik pahlawan nasional asal Sumatera Selatan dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia-Foto : Dokumen Palpos-
2. Mayjen TNI dr. Adnan Kapau (AK) Gani
Mayjen TNI dr. Adnan Kapau Gani, yang lebih dikenal sebagai AK Gani, adalah seorang dokter dan pejuang dari Sumatera Selatan yang memainkan peran penting dalam perang kemerdekaan Indonesia.
Lahir di Bukit Tinggi pada 16 September 1905, Gani pindah ke Palembang bersama ayahnya yang berprofesi sebagai guru.
Di sana, ia meniti karier sebagai dokter setelah lulus dari STOVIA (School Tot Pleiding Voor Inlandsche) dan GHS (Geneeskundige Hoge School).
AK Gani dikenal sebagai sosok yang aktif berorganisasi sejak muda.
Ia bergabung dengan organisasi pemuda seperti Jong Sumatranen Bond dan Jong Java, serta berperan dalam Kongres Pemuda pada Oktober 1928.
Karir politiknya dimulai ketika ia menjadi anggota Partai Indonesia (Partindo) dan kemudian mendirikan Partai Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindo) setelah Partindo bubar.
Ketika Jepang menduduki Indonesia, AK Gani tetap setia melayani masyarakat sebagai dokter.
Ia mendirikan kelompok sosial Penolong Keamanan Oemoem (PKO) untuk membantu korban perang dan memastikan masyarakat tidak apatis terhadap penderitaan yang diakibatkan oleh penjajahan.
Pada masa revolusi kemerdekaan, AK Gani dikenal sebagai "Raja Penyeludup" oleh Presiden Soekarno karena peran pentingnya dalam mengatur penyelundupan barang-barang untuk mendukung perjuangan melawan Belanda.
Sebagai pemimpin militer dan politik, AK Gani memainkan peran kunci dalam berbagai posisi, termasuk sebagai Residen Pemerintah Bangsa Indonesia di Keresidenan Palembang.
Selain itu, Koordinator Pembentukan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) di Sumatera, dan Komandan Sub-komandemen Sumsel.
Selain itu, ia juga menjadi Gubernur Muda Sub-provinsi Sumsel, di mana ia tetap membuka praktik dokter untuk melayani masyarakat.
Atas dedikasinya, AK Gani menerima berbagai penghargaan, termasuk Bintang Gerilya, Lencana Gerakan Operasi Militer I dan II, serta Bintang Mahaputra.
Ia dianugerahi gelar Pahlawan Nasional oleh Presiden Indonesia pada tahun 2007. AK Gani wafat pada 23 Desember 1968 dan dimakamkan di Palembang.