LAPSUS : Berharap ISPU Kembali Membaik !
Kondisi kabut asap salah satu wilayah Kota Palembang yang masih terlihat tebal walaupun sempat diguyur hujan, kemarin (20/10)-FOTO : KOERNIAWAN PRAWIRO-
Disisi lain, Praktisi Pendidikan, Hendra Wadi MPd mengatakan, dengan kondisi yang belum stabil, diharapkan adanya pengurangan jam belajar selama 10 menit setiap hari. “Sebaiknya kurangi kegiatan atau aktifitas diluar kelas, kemudian menganjurkan siswa menggunakan masker,” singkatnya.
Masuk Musim Peralihan
Badan Metereologi dan Geofisika (BMKG) Palembang menyebut saat ini sedang memasuki musim peralihan dari musim kemarau ke musim hujan.
Kepala Seksi Observasi dan Informasi BMKG Stamet SMB II Palembang, Veronica Sinta mengatakan bahwa hujan hari ini merupakan perpindahan musim kemarau ke musim hujan. Dan hujan sudah menjadi rangkaian pemodulan cuaca dari tiga hari lalu bahwa akan berpotensi hujan.
"Ini sudah rangkaian dari potensi hujan yang terjadi pada tanggal 18, 19 sampai 20. Memang tiga hari ini kami dari pemodulan cuaca di perkirakan ada potensi hujan, seperti itu," ucap Veronica Sinta, Jumat (20/10).
Untuk update terakhir muncul tanggal 24 bisa jadi maju, bisa jadi mundur juga. "Tergantung nanti perkembangan perubahan dinamika atmosfer. Tapi sementara untuk update terakhir ini, besok hingga tanggal 23 potensinya menurun, lalu tanggal 24,kembali naik," tambah Veronica.
Namun, tetap ada di daerah-daerah tertentu yang masih berpotensi diguyur hujan dengan intensitas rendah dengan skala lokal, terutama pada wilayah barat Sumsel.
Tak hanya itu, Veronica Sinta juga menghimbau masyarakat agar tetap berhati-hati, sebab hujan yang terjadi pada hari ini disertai dengan angin yang sangat kencang, ia mengatakan bahwa kecepatan angin di SMB II Palembang mencapai 40 Knot atau sekitar 80km/jam, dan sangat berbahaya.
"Untuk musim peralihan ini masyarakat waspada hujan yang disertai angin kencang." kata Veronica."Karena dicatatan terkahir kami itu kecepatan angin dibandara itu 40knot berarti 80km/jam itu sangat kencang, waspada dengan angin kencang." lanjutnya.
Tak hanya itu, seperti yang diketahui sebelumnya, Teknik Modifikasi Cuaca (TMC) telah dilakukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk menanggulangi Kebakaran Hutan dan Lahan (karhutla) yang terjadi di Sumatra Selatan (Sumsel) belakangan ini.
Veronica Sinta mengatakan bahwa TMC menjadi alasan turunnya hujan yang terjadi beberapa hari lalu, ia juga berharap agar hujan yang terjadi mampu mengurangi dampak karhutla.
"TMC berguna untuk menambah potensi awan yang sangat rendah itu bisa menjadi hujan. Tujuannya seperti itu, untuk membantu memicu agar hujannya bisa turun ke permukaan." ujarnya.
"Tujuannya memang menurunkan hujan di cuaca yang kering ini, kalau bisa terjadi di tempat yang ada hotspotnya ya syukur atau menambah debit air di permukaan." pungkasnya. (rob/nik/abu/yat/ian/ika)