Kerbau Rawa Pampangan: Aset Wisata Tersembunyi di Kabupaten Ogan Komering Ilir

Reporter: Diansyah |

Editor: Zen Bae |

Jumat , 01 Dec 2023 - 17:33

KABUPATEN Ogan Komering Ilir (OKI) semakin mempesona masyarakat, baik nasional maupun internasional, melalui promosi yang intens terhadap aset wisata rawa yang dimilikinya.

Salah satu daya tarik utamanya adalah populasi kerbau pampangan yang berkembang biak di Kecamatan Pampangan, Kabupaten OKI.

Dalam konteks ini, kerbau pampangan tidak hanya menjadi kekayaan lokal dalam bidang peternakan, kesehatan, dan budaya, tetapi juga menjadi objek wisata rawa yang sedang dikembangkan.

Secara geografis, habitat kerbau pampangan didominasi oleh rawa-rawa, sebuah karakteristik yang membuatnya semakin menarik sebagai objek wisata rawa.

Kabupaten OKI, yang pernah meraih penghargaan Travel Club Tourism Award (TCTA) 2012 sebagai Runner Up The Most Improved, saat ini tengah menggarap potensi kerbau pampangan untuk menarik lebih banyak wisatawan.

Kerbau pampangan sendiri merupakan salah satu jenis kerbau asli Sumatera Selatan dan hanya berkembang biak di Kabupaten OKI.

Melalui hasil Sensus Pertanian tahun 2013, diketahui bahwa kerbau pampangan adalah salah satu dari tujuh jenis kerbau asli Indonesia.

Potensi kerbau rawa Pampangan OKI telah diakui secara nasional melalui Keputusan Menteri Pertanian Nomor 694/KPTS/PD.410/2/2014.

Kerbau pampangan memiliki ciri khas dengan kulit tebal dan bulu berwarna hitam. Kepala besar, telinga panjang, dan tanduk yang melingkar ke arah belakang menambah daya tarik visual kerbau ini.

Badannya berbentuk siku ke belakang, dengan temperamen yang tenang dan relatif tahan penyakit.

Salah satu keunikan kerbau pampangan adalah kemampuannya mencari makanan di dalam air sambil menyelam.

Hal ini menjadikan mereka unggul dalam hal keberlanjutan pangan dan memanfaatkan lingkungan rawa-rawa sekitarnya.

Kerbau pampangan tidak hanya menjadi daya tarik wisata, tetapi juga memiliki nilai ekonomis dan budaya yang signifikan.

Susu kerbau pampangan bisa diambil dan diolah menjadi produk lokal seperti gula puan, sagon puan, dan minyak samin.

kerbau rawa pampangan: aset wisata tersembunyi di kabupaten ogan komering ilir                            kabupaten ogan komering ilir (oki) semakin mempesona masyarakat, baik nasional maupun internasional, melalui promosi yang intens terhadap aset wisata rawa yang dimilikinya.
salah satu daya tarik utamanya adalah populasi kerbau pampangan yang berkembang biak di kecamatan pampangan, kabupaten oki.
dalam konteks ini, kerbau pampangan tidak hanya menjadi kekayaan lokal dalam bidang peternakan, kesehatan, dan budaya, tetapi juga menjadi objek wisata rawa yang sedang dikembangkan.
secara geografis, habitat kerbau pampangan didominasi oleh rawa-rawa, sebuah karakteristik yang membuatnya semakin menarik sebagai objek wisata rawa.
kabupaten oki, yang pernah meraih penghargaan travel club tourism award (tcta) 2012 sebagai runner up the most improved, saat ini tengah menggarap potensi kerbau pampangan untuk menarik lebih banyak wisatawan.
kerbau pampangan sendiri merupakan salah satu jenis kerbau asli sumatera selatan dan hanya berkembang biak di kabupaten oki.
melalui hasil sensus pertanian tahun 2013, diketahui bahwa kerbau pampangan adalah salah satu dari tujuh jenis kerbau asli indonesia.
potensi kerbau rawa pampangan oki telah diakui secara nasional melalui keputusan menteri pertanian nomor 694/kpts/pd.410/2/2014.
kerbau pampangan memiliki ciri khas dengan kulit tebal dan bulu berwarna hitam. kepala besar, telinga panjang, dan tanduk yang melingkar ke arah belakang menambah daya tarik visual kerbau ini.
badannya berbentuk siku ke belakang, dengan temperamen yang tenang dan relatif tahan penyakit.
salah satu keunikan kerbau pampangan adalah kemampuannya mencari makanan di dalam air sambil menyelam.
hal ini menjadikan mereka unggul dalam hal keberlanjutan pangan dan memanfaatkan lingkungan rawa-rawa sekitarnya.
kerbau pampangan tidak hanya menjadi daya tarik wisata, tetapi juga memiliki nilai ekonomis dan budaya yang signifikan.
susu kerbau pampangan bisa diambil dan diolah menjadi produk lokal seperti gula puan, sagon puan, dan minyak samin.
meskipun produksi susu ini hanya bersifat sampingan selama periode menyusui, namun telah menjadi tradisi bagi petani setempat.
sayangnya, meskipun susu kerbau pampangan memiliki nilai ekonomis, masyarakat sekitar belum terbiasa mengonsumsi susu segar tersebut karena sifatnya yang tidak dapat disimpan lama.
hal ini menunjukkan adanya peluang untuk mengembangkan metode pengolahan dan pemasaran yang lebih baik.
secara umum, kerbau pampangan mempunyai tubuh yang tinggi dan besar, kulit berwarna hitam, dan kepala serta telinga berbulu panjang.
tanduknya pendek, melingkar ke belakang bawah, dan simetris.
ciri khas lainnya termasuk tubuh yang berbentuk siku ke belakang, ambing yang berkembang baik dan simetris, serta temperamen yang tenang.
karakteristik khas dari kerbau pampangan mencakup kebiasaan hidup secara berkoloni, mencari makan berdasarkan kelompok pemiliknya, dan bahkan mampu mencari makan sambil menyelam di dalam air.
kebiasaan ini menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung yang ingin melihat secara langsung kehidupan unik kerbau pampangan.
dengan keunikan dan keistimewaan yang dimiliki, pengembangan wisata rawa berbasis kerbau pampangan dapat menjadi salah satu strategi pembangunan ekonomi lokal.
dibutuhkan sinergi antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat setempat untuk menjaga keberlanjutan serta mengoptimalkan manfaat dari potensi ini.
upaya promosi, pengembangan infrastruktur, serta peningkatan kualitas layanan wisata menjadi kunci dalam menarik perhatian lebih banyak pengunjung.
selain itu, pemanfaatan kerbau pampangan tidak hanya sebatas wisata, melainkan juga sebagai upaya pelestarian dan pengembangan jenis ternak lokal yang memiliki nilai budaya dan ekonomi tinggi.
keragaman potensi alam di indonesia, terutama dalam hal ternak lokal, memberikan peluang besar untuk pengembangan sektor pariwisata yang berkelanjutan.
kabupaten oki dengan keberagaman ekosistem rawa dan populasi kerbau pampangan menjadi contoh bagaimana aset lokal dapat menjadi daya tarik utama bagi wisatawan.
pemanfaatan kerbau pampangan tidak hanya sebagai objek wisata, tetapi juga sebagai sumber ekonomi dan kearifan lokal yang perlu dilestarikan.
melalui perencanaan dan implementasi program yang baik, kerbau pampangan dan potensi rawa-rawa sekitarnya dapat menjadi pilar utama pembangunan ekonomi dan pariwisata di kabupaten oki.
kerbau rawa pampangan, salah satu dari dua golongan besar kerbau di dunia, memiliki ciri khas gemar berenang dan menyelam di rawa gambut.
asal usulnya bermula dari daerah kabupaten ogan komering ilir (oki) dan menjadi plasma nuftah rumpun kerbau lokal asli indonesia.
ciri khas dan keunikan ini menjadikannya daya tarik wisata dan sumber daya genetik ternak lokal. kondisi lahan yang semakin berkurang akibat kebakaran hutan dan pembukaan perkebunan sawit menjadi ancaman serius bagi kelangsungan hidup kerbau rawa pampangan.
perubahan ekosistem menyebabkan sulitnya akses terhadap pakan alami mereka, dan ini telah menyebabkan penurunan populasi hingga 10.000 ekor dalam 10 tahun terakhir.
peternak menjual kerbau, dan ada pula yang tewas karena kurangnya pakan.***

Tag

Share

Koran Terkait

Kembali ke koran edisi Palembang Pos 02 Desember 2023

Berita Terkini

Berita Terpopuler

Berita Pilihan