UPDATE ! Kurs Rupiah Senin 29 Juli 2024 : Menguat 15 Poin Menjadi Rp 16.301 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Senin pagi mengalami penguatan setelah dirilisnya data inflasi Indeks Harga Belanja Personal (PCE) Amerika Serikat (AS)-FOTO : ANTARA-

BACA JUGA:Nilai Tukar Rupiah Jumat 19 Juli 2024 : Melemah Signifikan 59 Poin Menjadi Rp16.214 per Dollar AS !

Penurunan suku bunga ini diharapkan dapat memberikan dorongan bagi ekonomi AS yang menunjukkan tanda-tanda perlambatan.

Selain data inflasi PCE, data lainnya juga menunjukkan adanya pelambatan dalam ekonomi AS. Personal Income atau pendapatan pribadi di AS pada bulan Juni 2024 turun menjadi 0,2 persen month to month (mtm) dari 0,4 persen mtm pada bulan sebelumnya.

Begitu juga dengan Personal Spending atau pengeluaran pribadi yang melambat menjadi 0,3 persen mtm dari 0,4 persen mtm. Data-data ini mendukung sentimen pelemahan dolar AS, yang pada gilirannya memberikan dorongan positif terhadap rupiah.

BACA JUGA:Nilai Tukar Rupiah Kamis 18 Juli 2024 : Makin Melemah 64 Poin Menjadi Rp16.164 per Dolar AS !

BACA JUGA: Nilai Tukar Rupiah Rabu 17 Juli 2024 : Menguat Tipis 22 Poin Jadi Rp16.158 per Dolar AS !

Investor saat ini sedang menantikan keputusan moneter dari bank sentral utama, yaitu The Fed, Bank of Japan (BoJ), dan Bank of England (BoE) yang dijadwalkan dalam pekan ini.

Keputusan-keputusan ini akan sangat mempengaruhi pergerakan nilai tukar dan kondisi pasar keuangan global.

Josua Pardede memprediksi bahwa nilai tukar rupiah akan bergerak di kisaran Rp16.225 per dolar AS hingga Rp16.325 per dolar AS pada hari ini.

"Pergerakan ini akan sangat dipengaruhi oleh keputusan moneter dari bank-bank sentral utama dan perkembangan selanjutnya dari data-data ekonomi global," tambahnya.

Data inflasi PCE yang melambat ini mencerminkan kondisi ekonomi AS yang lebih luas, yang menunjukkan tanda-tanda perlambatan dalam sektor-sektor penting seperti pendapatan dan pengeluaran pribadi.

Penurunan inflasi ini menjadi perhatian utama bagi investor dan pembuat kebijakan, karena dapat mempengaruhi keputusan terkait suku bunga dan stimulus ekonomi di masa depan.

Dengan penurunan suku bunga, The Fed berharap dapat merangsang pertumbuhan ekonomi dan mengatasi potensi risiko resesi.

Namun, penurunan suku bunga juga dapat memiliki dampak jangka panjang pada nilai tukar mata uang.

Investor akan memantau dengan cermat bagaimana kebijakan moneter ini diterapkan dan bagaimana hal itu akan mempengaruhi stabilitas ekonomi AS serta dampaknya terhadap mata uang global, termasuk rupiah.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan