Rupiah Berkonsolidasi Seiring China Pangkas Suku Bunga Pinjaman
Petugas menghitung uang pecahan dolar AS di gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Jumat (21/6/2024).-FOTO : ANTARA-
Selain data inflasi AS dan kebijakan moneter bank sentral global, faktor lain seperti harga komoditas, kondisi geopolitik, dan sentimen investor global juga turut berperan.
Namun, di sisi domestik, pemerintah Indonesia terus berupaya menjaga stabilitas ekonomi dengan berbagai kebijakan fiskal dan moneter yang pro-pertumbuhan.
Bank Indonesia juga terus memonitor kondisi pasar uang dan siap mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.
Secara keseluruhan, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih berada dalam fase konsolidasi seiring dengan berbagai dinamika global yang mempengaruhi pergerakan mata uang.
Keputusan bank sentral China untuk memangkas suku bunga pinjaman memberikan sentimen positif, namun beberapa faktor eksternal lainnya, seperti data inflasi AS dan perkembangan politik di AS, masih menjadi perhatian utama para pelaku pasar.
Dengan berbagai perkembangan tersebut, para pelaku pasar diharapkan tetap waspada dan terus memantau berbagai indikator ekonomi global dan domestik yang dapat mempengaruhi pergerakan nilai tukar rupiah.
Kebijakan yang bijak dan responsif dari pemerintah dan otoritas moneter akan sangat penting dalam menjaga stabilitas ekonomi dan nilai tukar rupiah ke depan.***